Kinerja Keuangan Kokoh, Pefindo Sematkan idAAA untuk Bank Syariah Indonesia (BRIS)
- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idAAA kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Peringkat ini disematkan untuk Subordinasi Mudharabah BSM 2016.
Korporasi
JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idAAA kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Peringkat ini disematkan untuk Subordinasi Mudharabah BSM 2016.
Dengan demikian, Pefindo menilai BRIS memiliki kinerja keuangan kokoh untuk membayar kewajiban dalam jangka panjang. Untuk diketahui, Sukuk Subordinasi yang masih beredar berada dua tingkat lebih rendah dari peringkat perseroan sebagai imbas dari penerbitan pada 2016 silam.
Hal ini membuat adanya potensi write-down atas efek tersebut jika BRIS berada pada kondisi non-viable, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 11/POJK.03/2016. Prospek untuk peringkat kredit Perusahaan adalah stabil.
- Sejarah Panjang Minyak Sawit hingga Jadi Penting dan Ada di Mana-Mana
- Bukan Sembarangan, Inilah Makna Rahasia di Balik Warna Merah pada Banyak Logo
- Sinar Mas Land Teken MoU dengan G42, Perusahaan Asal Abu Dhabi, Untuk Transformasi BSD City
“Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idAA(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah dibandingkan emiten Indonesia lainnya adalah sangat kuat,” kata Pefindo dalam keterangan resmi, Senin, 8 November 2021.
Hingga kuartal III-2021, BRIS mencatatkan kinerja keuangan yang positif. BRIS meraup laba bersih Rp2,25 triliun pada kuartal III-2021. Laba bersih bank syariah terbesar di Indonesia ini melonjak 37% dibandingkan dengan kuartal III-2020 senilai Rp1,64 triliun.
Laba bersih yang tumbuh double digit ini dibarengi dengan efisiensi pada pos biaya dana atau cost of fund (CoF). BRIS mencatatkan penurunan CoF dari 2,7% menjadi 2,1% per kuartal III-2021.
Pembiayaan BRIS tumbuh sebesar 7,38% yoy pada kuartal III-2021 menjadi Rp163,3 triliun. Adapun Non Performing Financing (NPF) BRIS parkir di level 3% per September 2021.
Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRIS juga mengalami peningkatan 9,32% yoy menjadi Rp219,2 triliun. Di samping itu, BRIS mencatatkan pendapatan berbasis jasa dan komisi atau fee based income syariah sebesar Rp417,3 miliar atau melejit 24,2% yoy.
Adanya BRIS juga mendongkrak total aset PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) secara keseluruhan. Berkat merger tiga bank syariah ini, total aset Bank Mandiri menembus Rp 1.637,95 triliun, meningkat 16,44% secara yoy. Maka dari itu, Bank Mandiri masih menjadi bank dengan aset terbesar se-Indonesia.