PTPP
Korporasi

Kinerja Kinclong, PTPP Raih Laba Bersih Rp210 Miliar di Kuartal III-2022

  • PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP meraih kenaikan laba bersih pada kuartal III-2022 sebesar 2,94% dari semula Rp204 miliar menjadi Rp210 miliar.

Korporasi

Feby Dwi Andrian

JAKARTA - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP meraih kenaikan laba bersih pada kuartal III-2022 sebesar 2,94% dari semula Rp204 miliar menjadi Rp210 miliar.

Dikutip dari laporan keuangan perusahaan, PTPP menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp13,4 triliun, naik 20,06% dari tahun sebelumnya sebesar Rp11,2 triliun.

Pendapatan itu disumbangkan oleh jasa konstruksi dari sebelumnya Rp8,79 triliun, menjadi Rp10,80 triliun. Diikuti oleh properti dan realti menjadi Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp992 miliar.

Lalu pada sisi energi juga mengalami kenaikan dari tahun lalu, yang semula Rp99 miliar menjadi Rp112 miliar disusul oleh persewaan peralatan Rp106 miliar dan pendapatan keuangan atas konstruksi aset keuangan konsesi Rp101 miliar.

Penurunan ada pada EPC (engineering, procurement - construction) yang menyusut jadi Rp799 miliar dari semula Rp1,02 triliun atau menurun 21,80% dan pada pracetak yang menurun jadi Rp33 miliar dari sebelumnya Rp164 miliar.

Sementara dari sisi pihak berelasi terjadi kenaikan dari transaksi dengan PT Hutama Karya (Persero) dari sebelumnya Rp387 miliar menjadi Rp963 miliar, kemudian pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menjadi Rp686 miliar dan PT Perusahaan Listrik Negara sebesar Rp472 miliar.

Adapun pada pihak ketiga perusahaan dari PT Translingkar Kita Jaya yang mencatatkan transaksi sebesar Rp1,29 triliun melesat 2.635% dari sebelumnya Rp47 miliar.

Diikuti oleh transaksi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp510 miliar dan PDAM Pekanbaru dan Kampar sebesar Rp513 miliar naik dari sebelumnya sebesar Rp130 miliar.

Hal itu berimbas pula pada beban pokok pendapatan PTPP yang semula Rp9,79 triliun menjadi Rp11,64 triliun, sehingga mendongrak laba kotor perusahaan menjadi Rp1,81 triliun.

Lalu pada segi ekuitas perusahaan tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp14,70 triliun dari sebelumnya Rp14,33 triliun. Disusul oleh liabilitas Rp43 triliun serta jumlah aset yang merangkak naik dari Rp55 triliun menjadi Rp58 triliun.