Nvidia dan CEO Jensen Huang
Dunia

Kinerja Melejit Pasca Pandemi, Berikut 3 Kunci Sukses NVIDIA

  • Dalam waktu singkat, Nvidia berkembang dari perusahaan yang fokus pada chip untuk permainan video ke perusahaan kecerdasan buatan yang bernilai lebih dari US$2,2 triliun, bersanding dengan Apple, Microsoft, Amazon, dan Google.
Dunia
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Nvidia, perusahaan pembuat chip yang menjadi pusat revolusi kecerdasan buatan, terus mencatatkan prestasi-prestasi gemilang.

Hal ini menjadikan Nvidia sukses bersanding dengan nama-nama ikonik di industri teknologi dunia seperti Apple dan Hewlet Packard. 

Nvidia memang bukanlah satu-satunya cerita sukses di Silicon Valley, tetapi prestasinya kerap membuat banyak orang berdecak kagum. 

Dalam waktu singkat, Nvidia berkembang dari perusahaan yang fokus pada chip untuk permainan video ke perusahaan kecerdasan buatan yang bernilai lebih dari US$2,2 triliun, bersanding dengan Apple, Microsoft, Amazon, dan Google.

Sebagai perusahaan semikonduktor pertama yang mencapai nilai tersebut, Nvidia nilainya lebih dari dua kali lipat dari pesaing chip lainnya. 

Analis memperkirakan penjualan Nvidia akan terus melonjak lebih dari dua kali lipat hingga mengalahkan Intel, Qualcomm, dan Broadcom. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi perusahaan seukuran Nvidia.

Baca Juga: Valuasi NVIDIA Naik jadi Rp14,9 Kuadriliun Gegara Kecerdasan Buatan

Dilansir dari Wall Street Journal, Dan Gallagher, jurnalis dengan fokus teknologi mengungkap alasan mengapa Nvidia bisa sebesar sekarang. 

Meningkatnya Penggunaan GPU

Nvidia mengkhususkan diri dalam unit pemrosesan grafis, atau GPU chip yang merender video, gambar, dan animasi untuk permainan video di PC. 

Ini adalah bisnis utama Nvidia yang menguntungkan. Pendapatan dari segmen permainan video meningkat dari kurang dari US$3 miliar pada tahun 2016 menjadi lebih dari US$12 miliar enam tahun kemudian.

Nvidia menemukan bahwa GPU juga dapat digunakan untuk tugas-tugas komputasi yang lebih berat, seperti meningkatkan kinerja komputasi pada unit pemrosesan pusat komponen utama dalam komputer.

Hal ini diminati oleh perusahaan besar seperti Google, Microsoft, dan Amazon yang membutuhkan pusat data besar untuk layanan komputasi awan dan internet. 

Pendapatan dari segmen pusat data Nvidia melonjak dari US$339 juta pada tahun 2016 menjadi lebih dari US$15 miliar pada 2022. Namun, pencapaian ini baru awal cerita Nvidia menjadi perusahaan tak terkalahkan.

ChatGPT Meningkatkan Kinerja Nvidia

Peluncuran chatbot AI ChatGPT OpenAI pada tahun 2022 membawa gagasan kecerdasan buatan generatif ke publik. Perusahaan teknologi cepat menyadari potensinya. 

Microsoft, misalnya, mengembangkan chatbot "Copilot" yang bisa membuat spreadsheet dan presentasi PowerPoint berdasarkan permintaan pengguna.

Karena Nvidia memiliki chip terbaik untuk melatih model kecerdasan buatan dan memberdayakan inferensi, permintaan untuk sistem high-end perusahaan ini meningkat tajam.

Perangkat Lunak adalah Kunci

Perangkat keras tak berguna tanpa perangkat lunak. Nvidia, pada tahun 2006, meluncurkan CUDA, bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang menulis aplikasi untuk GPU. Hal ini menjadi dasar bagi bisnis kecerdasan buatan perusahaan tersebut.

CUDA tumbuh menjadi 250 perpustakaan perangkat lunak yang digunakan oleh pengembang kecerdasan buatan. Hal ini menjadikan Nvidia sebagai pilihan utama untuk pengembang AI. 

Saat ini, Nvidia telah mengunduh CUDA lebih dari 25 juta kali. Angka yang lebih dari dua kali lipat sepanjang sejarahnya sebelumnya.