<p>CEO dan Founder UangTeman Aidil Zulkifli (kanan) dan Chief of SME, Funding, FI &amp; Network Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) Adji Anggono (kiri)  berfoto bersama usai penandatanganan kolaborasi strategis penyaluran pembiayaan usaha mikro antara UangTeman dan Bank Sampoerna di Jakarta, Rabu 7 Oktober 2020</p>
Industri

Kinerja Melemah, Pefindo Beri Peringkat idA- kepada Bank Sahabat Sampoerna

  • JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA- kepada PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna). Analis Pefindo Adrian Noer dan Putri Amanda mengatakan, perusahaan dengan peringkat idA memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibandingkan dengan lainnya. Meskipun demikian, keduanya menyebut peringkat ini lebih rentan terhadap efek perubahan dan kondisi […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA- kepada PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna).

Analis Pefindo Adrian Noer dan Putri Amanda mengatakan, perusahaan dengan peringkat idA memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibandingkan dengan lainnya.

Meskipun demikian, keduanya menyebut peringkat ini lebih rentan terhadap efek perubahan dan kondisi ekonomi.

“Tanda minus menunjukkan bahwa peringkat tersebut relatif lemah dalam kategorinya,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 November 2020. Kategori yang dimaksud adalah kualitas aset dan kinerja profitabilitas.

Kinerja Semester I 2020

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, per Semester I 2020 total aset perseroan menurun 0,7% menjadi Rp11,4 triliun dibandingkan Rp11,5 triliun per akhir 2019.

Selain itu, pendapatan Bank Sampoerna juga turun lebih dari separuh, yakni 52,9% dari Rp664,1 miliar per akhir 2019 menjadi Rp312,2 miliar per Juni 2020.

Adaun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dibukukan sebesar Rp9,4 triliun, turun 2,08% dibandingkan Rp9,6 triliun per akhir 2019.

Begitu pun dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang melemah menjadi 17,8% dari sebelumnya 21,1% per akhir 2019.

Pefindo pun menjelaskan, peringkat dapat dinaikkan jika perseroan memperkuat posisi bisnisnya secara signifikan dan konsisten.

“Ini harus disertai dengan peningkatan kinerja keuangan, terutama profitabilitas dan indikator kualitas aset,” jelasnya.

Begitu pun sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika dukungan dari Grup Sampoerna Strategis maupun kerjasama bisnis mengalami penurunan.

Saat ini, Pefindo memandang situasi pandemi COVID-19 memang meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan.

Menurutnya, penurunan terjadi hampir di semua sektor. Hal ini mengakibatkan permintaan pinjaman dan layanan bank menjadi rendah.

Pasalnya, melemahnya bisnis juga dilatarbelakangi oleh kemampuan membayar debitur yang rendah. Tak ayal, ini memberikan tekanan pada profitabilitas dan likuiditas bank.

Meskipun demikian, profil kredit Bank Sampoerna secara keseluruhan masih dinilai cukup moderat.

“Hal ini didukung oleh fleksibilitas finansial dan didukung keberadaan Grup Sampoerna Strategis sebagai pemegang saham pengendali,” tambahnya.

Sebagai informasi, per 30 Juni 2020 saham Bank Sampoerna dimiliki oleh perusahaan milik Sampoerna Strategic Group, yakni PT Sampoerna Investama 78,5%, PT Cakrawala Mulia Prima 17,4%, Abakus (Asia Pasifik) Pte Ltd. sebesar 3,1%, dan Ekadharmajanto Kasih sebesar 1,0%.