Kinerja Membaik, Bos AirAsia (CMPP) Malah Mundur Mendadak
- Direktur PT AirAsia Indonesia Tbk, Jurry Soeryo Wiharko, mengajukan pengunduran diri meski baru diangkat sebagai direktur pada November 2023. Jurry mundur di tengah tren perbaikan pemasukan maskapai berkode emiten CMPP itu.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA—Direktur PT AirAsia Indonesia Tbk, Jurry Soeryo Wiharko, mengajukan pengunduran diri meski baru diangkat sebagai direktur pada November 2023. Jurry mundur di tengah tren perbaikan pemasukan maskapai berkode emiten CMPP itu.
Surat pengunduran dirinya telah dilayangkan pada 1 Juli 2024 kepada Direktur Utama CMPP, Veranita Yosephine Sinaga. Surat itu ditembuskan kepada jajaran direksi dan komisaris AirAsia Indonesia. “Sebagaimana pengunduran diri saya berlaku efektif sejak tanggal surat ini disampaikan,” kata Jurry lewat keterbukaan informasi, Rabu 17 Juli 2024.
Mantan pilot itu tak mengungkap alasan pengunduran dirinya. Jurry hanya memastikan siap melaksanakan tugas dan tanggung jawab selama proses pengunduran diri masih berlangsung. Hal itu termasuk mematuhi mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang harus dia lalui.
Jurry mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan serta meminta maaf apabila kurang optimal saat bekerja. “Semoga PT AirAsia Indonesia Tbk semakin maju dan berkembang di masa mendatang,” ujarnya.
Sebagai informasi, Jurry ditunjuk sebagai Direktur CMPP dalam RUSPLB yang digelar 16 November 2023. Artinya, dia baru menjabat posisi itu selama delapan bulan. Sebelum menjabat direktur, dia mengisi posisi Director Security and Ground Support Functions di CMPP tahun 2014-2018.
Kariernya berlanjut sebagai Head of Aviation Security pada 2018-2023. Jurry sendiri berpengalaman menjadi pilot pesawat Airbus A320 mulai November 2009 hingga April 2014. Sebelumnya, dia menjadi pilot McDonnell Douglas MD-80.
Kinerja Melejit
Mundurnya Jurry Soeryo Wiharko terjadi ketika perusahaan tengah diwarnai tren perbaikan kinerja. Informasi yang dihimpun TrenAsia, CMPP meraih pendapatan mencapai Rp6,62 triliun pada 2023. Jumlah tersebut meningkat 75% dibanding tahun sebelumnya.
Mayoritas pendapatan berasal dari operasi penerbangan, di mana penjualan tiket pesawat menyumbang Rp5,63 triliun dan pendapatan dari bagasi sebesar Rp731,74 miliar. Kota Denpasar dan Jakarta menjadi sumber utama pendapatan, masing-masing Rp2,63 triliun dan Rp2,58 triliun.
Selain pendapatan tersebut, AirAsia Indonesia mencatat pendapatan dari layanan penerbangan (passenger revenue) sebesar Rp125,85 miliar. Sementara itu, layanan kargo (cargo revenue) memberikan kontribusi pendapatan sekitar Rp44,26 miliar. Adapun layanan carter (charter revenue) memberikan kontribusi sebesar Rp14,08 miliar.
Direktur Utama AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine, mengatakan manajemen sedang aktif memperoleh sumber pendanaan melalui beberapa skema potensial. “Selain itu, manajemen juga aktif mencari solusi untuk mengatasi sejumlah tantangan dan memastikan kelangsungan operasional perusahaan," terangnya belum lama ini.
Baca Juga: 4 Fakta Kinerja AirAsia (CMPP) Sepanjang 2023, Salah Satunya EBITDA Positif
Pendapatan dari berbagai layanan ini secara kolektif mencerminkan strategi maskapai dalam memanfaatkan beragam segmen pasar untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya. Meskipun menghadapi kenaikan harga bahan bakar dan biaya perbaikan, AirAsia Indonesia (CMPP) tetap menghasilkan keuntungan.
Pada kuartal pertama tahun 2024 sendiri, CMPP menunjukkan performa positif dalam berbagai aspek operasional penerbangan. Dalam periode tersebut, maskapai ini berhasil melayani 33 rute, termasuk 12 rute domestik dan 21 rute internasional.
Selain itu, ada peningkatan signifikan dalam tingkat on-time performance (OTP) yang mencapai 87% pada Q1 2024. Capaian tersebut meningkat 14% dari periode sama pada tahun sebelumnya. Tingkat keterisian pesawat juga mengalami peningkatan sebesar 2% menjadi 83%.
Lebih lanjut, jumlah penerbangan secara keseluruhan mengalami kenaikan drastis sebesar 30%, mencapai angka 10.874 penerbangan pada Q1 2024. Adapun jumlah penumpang yang diangkut AirAsia juga meningkat secara signifikan sebesar 33% menjadi 1,63 juta orang pada Q1 2024.