<p>Konglomerat pemilik Grup MNC, Hary Tanoesoedibjo. / Mediacom.co.id</p>
Korporasi

Kinerja MNC Milik Konglomerat Harry Tanoe Selama 2020 Merosot, Tapi Bidik Pertumbuhan Dobel Digit 2021

  • PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melaporkan kinerja untuk tahun buku 2020. Di masa pandemi, pendapatan serta laba bersih emiten media milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini mengalami penurunan.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melaporkan kinerja untuk tahun buku 2020. Di masa pandemi, pendapatan serta laba bersih emiten media milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini mengalami penurunan.

Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis perseroan melalui laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 10 Mei 2021, MNCN mencatatkan hasil konsolidasi pendapatan usaha tidak diaudit sebesar Rp7,96 triliun pada tahun lalu. Angka ini turun sekitar 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp8,35 triliun.

Pendapatan iklan mengalami penurunan sebesar 7% year-on-year (yoy) menjadi Rp7,49 triliun dari realisasi pendapatan iklan pada 2019 senilai Rp8,07 triliun. Penurunan ini berasal dari menyusutnya pendapatan non-digital sebesar 12% yoy dari Rp7,37 triliun menjadi Rp6,52 triliun.

Hal tersebut sejalan dengan penurunan signifikan yang terlihat pada total belanja iklan nasional akibat pandemi yang diperkirakan berada pada kisaran 20%-30%. Sektor periklanan pada tahun 2021 menunjukkan tren yang positif karena industri diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 8%-10%.

Pada April 2021, salah satu stasiun televisi milik perseroan yaitu RCTI, sebagai kontributor utama perseroan untuk pendapatan usaha FTA/non-digital akan membukukan rekor pendapatan tertinggi di 2021.

Capain tersebut terdiri dari iklan reguler dan iklan non-reguler yang juga sejalan dengan kinerja berbagai program televisi perseroan dengan masuknya 15 dari 20 Top Program 2021 yang disiarkan oleh saluran televisi RCTI.

Sementara itu, pendapatan usaha perseroan yang berasal dari konten tercatat sebanyak Rp1,30 triliun atau ambles 25% yoy dibandingkan total pendapatan usaha dari konten pada tahun 2019 sebesar Rp1,74 triliun. Hal ini disebabkan oleh penurunan volume produksi konten yang diproduksi untuk 4 TV FTA dalam grup tersebut.

Sebaliknya, pendapatan konten bersih yang berasal dari pihak ketiga meroket hingga 122% secara tahunan menjadi Rp387 miliar pada tahun 2020 dari Rp174 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

EBITDA untuk tahun lalu mengalami penurunan sebesar 10% yoy menjadi Rp3,33 triliun dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp3,71 triliun dan sekaligus mewakili margin EBITDA sebesar 42%.

Selain itu, laba bersih MNCN juga anjlok menjadi Rp1.871 miliar dari Rp2.352 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan margin laba bersih 24%.

Target 2021
Konglomerat MNC Grup Hary Tanoesoedibjo dengan investor saham Lo Kheng Hong. / Istimewa

Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo merasa puas dengan kinerja perseroan meskipun sempat teradang situasi makro yang sangat menantang yang menyebabkan sentimen negatif pada bisnis di semua sektor secara global.

“Kami telah berhasil dengan baik untuk mengatasi situasi yang disebabkan oleh pandemi selama 12 bulan terakhir dengan secara konsisten menjalankan strategi kami untuk mempertahankan kinerja secara keseluruhan,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin 10 Mei 2021.

Ia menyatakan dedikasi dan kerja keras yang sangat besar telah diterapkan ke dalam tiga operasi inti perseroan guna memastikan hal tersebut telah dijalankan dengan baik, berkelanjutan, dan diyakini dapat bekerja dengan sangat baik di masa depan.

Menurut Harry, programming perseroan telah memuaskan dengan berhasil memperolah pangsa pemirsa di atas 50% dan dilengkapi dengan kinerja media sosial MNCN dengan jumlah 240 juta subscribers dan 44 miliar views hingga saat ini.

“Lalu, berbagai portal online kami juga berkinerja dengan sangat baik dengan menghasilkan lebih dari 75 juta MAU. Yang tak kalah pentingnya, super-app kami RCTI+ yang telah berkinerja sangat baik dengan lebih dari 30 juta MAU pada April 2021,” tuturnya.

Dengan catatan tersebut, ia mengaku optimistis dapat mencatat kinerja operasional yang lebih baik ke depan. Bahkan, ia menargetkan pertumbuhan double digit pada pendapatan usaha, EBITDA, dan laba bersih hingga akhir tahun 2021. (SKO)