<p>Emiten alat berat PT United Tractors Tbk. membagikan dividen kepada pemegang saham. / Facebook @ptunitedtractorstbk</p>
Korporasi

Kinerja Moncer di 2021, Saham United Tractors (UNTR) Diprediksi Bakal Terkerek hingga Rp31.900

  • Emiten alat berat dan pertambangan Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pertumbuhan kinerja selama tahun 2021.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA - Emiten alat berat dan pertambangan Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pertumbuhan kinerja selama tahun 2021. Penjualan produk Komatsu perseroan secara bulanan yang kuat diperkirakan bakal berlanjut hingga akhir tahun ini.

Penjualan Komatsu perseroan pada Februari 2022 meningkat 163% year-on-year (yoy) menjadi 528 unit. Hal ini didukung oleh permintaan yang kuat dari sektor pertambangan sebesar 253 unit karena harga batu bara yang melambung.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya mengatakan bahwa terdapat potensi kenaikan untuk asumsi unit penjualan Komatsu sepanjang tahun ini. Mengingat tingginya pesanan backlog hingga pertengahan tahun 2023 serta potensi realokasi penjualan alat berat prinsipal Komatsu dari Rusia.

Sementara itu, anak usaha UNTR yang bergerak di bidang konstruksi pertambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat penurunan jumlah produksi batu bara sekitar 9% yoy pada Februari 2002 menjadi 8,1 juta ton. Namun, angka tersebut meningkat 13% dibandingkan dengan Januari 2022, didukung oleh berakhirnya larangan ekspor batu bara.

“Namun, produksi batu bara secara tahunan masih lebih rendah akibat hujan deras di tengah fenomena La Nina saat ini,” dikutip dari riset yang diterima TrenAsia.com, Jumat 1 April 2022.

Lebih lanjut, Hariyanto memperkirakan produksi batu bara PAMA akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena kliennya bertujuan untuk meningkatkan volume produksi untuk menikmati harga batu bara yang menguntungkan saat ini.

UNTR sendiri mencatat pemulihan volume penjualan batu bara sebesar 1,4 juta ton di bulan Februari 2022, melonjak 46% secara tahunan dan 257% secara bulanan. Kondisi ini terjadi usai penjualan batu bara yang lemah di bulan Januari karena larangan ekspor batu bara Indonesia pada awal tahun.

Adapun penjualan emas perseroan terpantau stagnan sekitar 25.000 ounces selama periode Februari 2022. Hariyanto menilai situasi tersebut diakibatkan kadar emas yang semakin mengecil.

Selama tahun 2021 perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp79,5 triliun atau tumbuh 32% dari Rp60,3 triliun pada tahun 2020. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih UNTR melonjak 71% menjadi Rp10,3 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp6,0 triliun.

Masing-masing segmen usaha, yaitu Mesing Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 29%, 42%, 17%, 10% dan 2% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Melihat berbagai pertimbangan di atas, Hariyanto merekomendasikan beli atas saham UNTR dengan peningkatan target price (TP) menjadi Rp31.900 per lembar. Ia juga merevisi laba bersih tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 6,2% dan 12,8%.

“Kami reiterate Buy dengan revisi TP menjadi Rp31.900 dari Rp30.000 yang berasal dari target P/E 10,1x atas EPS tahun 2022 kami,” pungkasnya.