Kinerja Moncer Meski Pandemi, Fintech Pinjol Unggul Dibandingkan Bank
financial technology (fintech) P2P lending lebih siap menghadapi kondisi sulit seperti sekarang ini.
JAKARTA – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengungkapkan kenaikan pertumbuhan penyaluran kredit oleh sektor peer-to-peer lending (P2P lending) sebesar 134%. Dalam kurun waktu empat tahun, industri keuangan ini telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp116 triliun.
Pada masa pandemi, transaksi secara fisik dibatasi. Sehingga masyarakat banyak beralih kepada sistem digital di tiap aktifitasnya, termasuk dalam mengakses dana pinjaman. Di antara lembaga peminjam keuangan, financial technology P2P lending merupakan instrumen yang paling bisa diandalkan.
Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi mengatakan, financial technology (fintech) P2P lending lebih siap menghadapi kondisi sulit seperti sekarang ini. Pasalnya, hampir seluruh kegiatan operasional entitas fintech, termasuk P2P lending telah berbasis digital.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Saat semua lini sibuk mengadopsi sistem digital, di masa pandemi ini industri fintech P2P lending justru membuktikan kelebihan model bisnisnya. Adrian mengklaim, digital merupakan sebuah DNA dari tiap entitas fintech lending.
“Bagaimana kita membangun credit scoring engine, melakukan transaksi secara online, tanda tangan digital, bagaimana kami menemukan para pihak, itu sudah menjadi bagian dari business process yang sudah kita lakukan,” ujarnya dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis 3 September 2020.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sebagian besar fintech lending merupakan perusahaan rintisan alias strartup yang notabene-nya dibangun dengan daya tahan lebih tinggi. Sehingga, bagi Adrian unsur penyintas juga menjadi bagian yang patut dimiliki perusahaan fintech lending.
“Selain itu unsur agility, inovasi saya rasa adalah beberapa kaidah yang harus dimiliki perusahaan fintech lending in general,” kata dia.
Kolaborasi Ekosistem Digital
Tidak sampai di situ, Adrian mengungkapkan fakta unik dari fintech lending. Industri ini bahwasanya tidak dapat berdiri sendiri. Selama ini, fintech lending dapat eksis karena adanya kolaborasi dengan berbagai ekosistem digital.
Ia memberikan contoh, fintech dapat berkembang karena adanya e-commerce yang merupakan pusat value chain dari UMKM. Artinya, UMKM yang berjualan di platform e-commerce itu nantinya akan menjadi target pemodalan dari fintech lending.
Selain e-commerce, fintech lending biasanya juga hadir pada sektor logistik transportasi hingga platform health technology. “Dalam ekosistem digital itu kami telah melakukan yang namanya lending access service,” kata dia. (SKO)