Kinerja Moncer, Saham Emiten Perbankan Diramal Cerah Tahun Ini
- Emiten perbankan diprediksi akan melanjutkan kinerja positif pada 2024, meski tahun ini penuh dengan tantangan
Perbankan
JAKARTA – Emiten perbankan diprediksi akan melanjutkan kinerja positif pada 2024, meski tahun ini penuh dengan tantangan. Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas menyebut, emiten perbankan berpeluang melanjutkan tren laba bersih yang tinggi seperti terjadi pada 2023.
“Kalau saham spesifik perbankan pada tahun 2024, dilihat secara pertumbuhan, kontribusi laba bersih sektor perbankan terhadap laba bersih emiten di Indonesia pasti berkontribusi paling besar. Saya tidak khawatir dengan pertumbuhan laba bersih di sektor perbankan karena prospek pertumbuhan kredit masih cukup baik. 2024 kalau ekonomi kita fine-fine saja, mestinya kita masih bisa bertumbuh,” kata Andre Benas dalam BCA Expoversary 2024, Selasa 5 Maret 2024.
Optimisme yang sama disampaikan Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual. Menurutnya, peluang pertumbuhan penyaluran kredit masih terbuka lebar apalagi jika permintaan masyarakat menguat.
Andre menyebut penyelenggaraan berbagai ajang, seperti BCA Expoversary 2024, yang menawarkan berbagai promo spesial dapat memberikan sentimen positif terhadap saham-saham emiten perbankan.
“Kalau misalkan nanti BCA mengumumkan capaian kredit BCA Expoversary 2024 sekian triliun, pasti para investor juga tahu bahwa sektor perbankan masih memiliki kinerja yang baik. Harapannya sebenarnya dengan adanya BCA Expoversary 2024 orang bisa tahu BCA ini berkontribusi terhadap pertumbuhan IHSG ke depannya,” ujar Andre.
- Duduk Perkara Pelaporan Ganjar Pranowo ke KPK, Diduga Terima Suap
- Punya Potensi Jumbo, RI Baru Gunakan Energi Terbarukan 1 Persen
- IHSG Ditutup Melemah, Saham Ancara Logistics (ALII) Pimpin Top Gainers
Prospek Industri Lain
Selain perbankan, Andre menyebut beberapa sektor berpotensi untuk mencatatkan kinerja positif di tahun ini, seperti infrastruktur jalan tol, properti, dan menara telekomunikasi. Menurut dia suku bunga acuan yang diproyeksi turun pada 2024 membawa angin segar untuk saham-saham yang menghuni sektor tersebut.
“Jadi kalau tahun lalu sektor kayak toll road, infrastruktur tower, dan properti itu masih underperform. Mungkin harapannya di tahun 2024 ini kalau interest rate-nya turun sektor-sektor ini bisa perform. Kalau kita melihat kinerja bulan Februari yang sudah mulai perform itu toll road ya. Kita lihat sektor yang berhubungan dengan interest rate sensitive itu seperti komunikasi performance-nya luar biasa ya,” ungkap dia.
Chief Economist BCA David Sumual menyebut prospek ekonomi Indonesia tidak terlepas dengan kondisi ekonomi global. Menurutnya, dibanding 2023, kondisi ekonomi 2024 akan lebih menantang. Meski demikian dia masih memandang perekonomian nasional masih akan positif di tahun ini.
“Tahun ini kita masih bisa tumbuh kurang lebih 5%. Kita berharap dari sisi investasinya ada banyak faktor lain yang kita perhatikan. kita cautiously optimistic lah di tahun ini. Sektor konsumsi juga cukup bagus. Perilakunya di tahun ini relatif lebih baik,” ungkap David.
Kinerja BCA 2023
Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) dan entitas anaknya juga tumbuh 19,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai Rp48,6 triliun sepanjang tahun 2023.
Pencapaian laba tersebut beriringan dengan penyaluran kredit yang pertumbuhannya mencapai 13,9% yoy atau melampaui rata-rata industri.
Prestasi ini dapat diatribusikan kepada pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan nasabah dan dukungan dari pemerintah serta otoritas.
Meskipun dihadapkan pada tantangan seperti tekanan inflasi global dan peningkatan tensi geopolitik, BCA berhasil melewati tahun 2023 dengan kinerja yang solid.
Ia menekankan komitmen BCA untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui berbagai event strategis, seperti BCA Expo, BCA UMKM Fest 2023, dan BCA Wealth Summit 2023.
“Upaya ini berdampak positif terhadap kinerja perseroan, salah satunya terlihat dari penyaluran kredit ke segmen UKM dan konsumer yang naik signifikan per-Desember 2023,” kata Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja tahun 2023 yang ditayangkan secara virtual, Kamis, 25 Januari 2024.
- Saham Bank Mayapada (MAYA) Terus Melemah, Bursa Rilis Pengumuman UMA
- Wijaya Karya Capai Kesepakatan Restrukturisasi Rp24,2 T, Begini Detailnya
- Sasar Generasi Milenial, BSI (BRIS) Tawarkan KPR Tenor 30 Tahun dengan Bunga Flat
Pertumbuhan kredit BCA terlihat melalui peningkatan volume kredit dalam tiga tahun terakhir. Kredit korporasi tumbuh 15,0% yoy mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% yoy mencapai Rp126,8 triliun.
Kredit Usaha Kecil Menengah (UKM) mencapai Rp107,9 triliun pada akhir tahun 2023, mengalami peningkatan 16,0% yoy, yang menjadi pertumbuhan tertinggi di segmen kredit bisnis.
Dua kali penyelenggaraan BCA Expo juga berkontribusi pada peningkatan new booking Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) masing-masing 2,3 dan 2,6 kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
Sebagai hasilnya, outstanding KPR meningkat 11,7% yoy menjadi Rp121,8 triliun, sementara KKB naik 20,8% yoy mencapai Rp56,9 triliun per Desember 2023.
Saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7% yoy menjadi Rp16,7 triliun sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8% yoy menjadi Rp198,8 triliun. Secara total, kredit BCA naik 13,9% yoy menjadi Rp810,4 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan juga tumbuh 10,6% yoy menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023, melampaui target pertumbuhan sebesar 9%.
Bagian ini berkontribusi sebesar 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Kredit kendaraan bermotor listrik mencatat pertumbuhan hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun.
Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA juga meningkatkan investasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, mengalami kenaikan 332% yoy.
Jahja Setiaatmadja menekankan komitmen BCA terhadap nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) melalui inisiatif perhitungan carbon footprint dari seluruh kegiatan operasional perusahaan.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penurunan emisi karbon. BCA diestimasikan telah berhasil mengurangi emisi sekitar 3.000 ton CO2 selama 2023 melalui pengolahan 588 ton limbah operasional, digital banking, dan implementasi gedung ramah lingkungan.
Peningkatan kredit BCA juga diiringi dengan perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten. Rasio loan at risk (LAR) membaik menjadi 6,9% per akhir 2023, dibandingkan dengan 10,4% pada tahun 2022. Rasio kredit bermasalah (NPL) juga terjaga di angka 1,9% pada tahun 2023.
Dalam hal pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 6,0% yoy mencapai Rp1.102 triliun, mendorong kenaikan total aset BCA sebesar 7,1% yoy menjadi Rp1.408 triliun.
Dana giro dan tabungan (CASA) memberikan kontribusi sekitar 80% dari total DPK. BCA terus melakukan investasi untuk memperkuat ekosistem hybrid banking, mulai dari kanal mobile dan internet banking, point of sales, kantor cabang, ATM, hingga contact center.
Investasi ini bertujuan untuk memberikan layanan berkualitas bagi berbagai jenis segmen dan kebutuhan nasabah. Pada tahun 2023, total volume transaksi yang diproses BCA naik 25,1% yoy mencapai 30,1 miliar transaksi.
Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, naik 41,6% yoy. Jumlah nasabah mencapai 31 juta per Desember 2023, tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.