Kinerja Perusahaan Sawit Milik Taipan Peter Sondakh Ambruk
Emiten kelapa sawit milik konglomerat Peter Sondakh PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) mencatatkan kinerja yang tak menggembirakan sepanjang 2019.
Industri
Emiten kelapa sawit milik konglomerat Peter Sondakh PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) mencatatkan kinerja yang tak menggembirakan sepanjang 2019.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020, pendapatan usaha perseroan merosot 18,5% year-on-year (yoy) menjadi Rp2,51 triliun pada 2019 dari tahun sebelumnya Rp3,08 triliun.
Saat bersamaan, beban pokok penjualan emiten bersandi saham BWPT itu turun tipis 6,4% yoy menjadi Rp2,5 triliun. Sehingga, laba kotor yang diraup perseroan ambruk 97,5% yoy menjadi Rp9,8 miliar dari Rp407,8 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Tekanan kembali terjadi lantaran BWPT membukukan rugi usaha Rp587,14 miliar dari sebelumnya laba Rp180,37 miliar. Akhirnya, rugi tahun berjalan semakin bengkak 152,59% yoy dari Rp462,55 miliar menjadi Rp1,16 triliun.
Kondisi itu membuat rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pun semakin membengkak menjadi Rp1,13 triliun. Jumlah kerugian itu naik 153% dari periode yang sama tahun 2018 senilai Rp449,8 miliar.
Per 31 Desember 2019, total aset Eagle High Plantations mencapai Rp15,79 triliun. Sedangkan, liabilitas senilai Rp11,18 triliun dengan ekuitas Rp4,61 triliun.
Saham Eagle High yang sebelumnya bernama BW Plantations digenggam oleh PT Rajawali Capital International (37,7%), FIC Properties Sdn Bhd (37%), dan publik (25,3%) per 31 Desember 2019.
Peter Sondakh tercatat sebagai konglomerat terkaya ke-16 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Kekayaannya ditaksir mencapai US$1,65 miliar setara Rp24,75 triliun yang berasal dari Rajawali Corpora, Hotel Four Seasons, Rajawali TV, Taksi Express, hingga perkebunan.
Pada perdagangan Rabu, 6 Mei 2020, saham BPWT ditutup merosot 1,25% sebesar 1 poin ke level Rp79 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BWPT mencapai Rp2,49 triliun dengan imbal hasil negatif 50% dalam setahun terakhir. (SKO)