Ilustrasi PT Multipolar Tbk (MLPL) milik konglomerat Mochtar Riady dari Grup Lippo / Dok. Multipolar
Korporasi

Kinerja Portofolio Solid, Multipolar (MLPL) Berbalik Untung Rp201 Miliar Selama 2021

  • PT Multipolar Tbk (MLPL) mencatat kinerja positif selama tahun 2021 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp10,3 triliun dan laba bersih sebanyak Rp201 miliar.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA - Emiten investasi milik Grup Lippo, PT Multipolar Tbk (MLPL) mencatat kinerja positif selama tahun 2021 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp10,3 triliun dan laba bersih sebanyak Rp201 miliar.

Hal ini menandai kembalinya kinerja keuangan positif perseroan setelah mencatatkan kerugian hingga Rp793 miliar pada tahun 2020. Kondisi tersebut terjadi saat bisnis ritel perseroan terkena dampak penutupan sementara dan pembatasan jadwal operasional sejumlah gerai akibat merebaknya COVID-19.

CEO dan Presiden Direktur Multipolar, Adrian Suherman mengatakan bahwa pihaknya berada dalam posisi yang unik dalam menangkap peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Ini didukung oleh kinerja manajemen, dukungan yang solid dari para pemegang saham, hubungan yang kuat dengan para mitra, serta pengalaman mumpuni.

“Disemangati oleh pencapaian tahun 2021, kami bertekad untuk terus mengeksekusi strategi-strategi bisnis perseroan dan meningkatkan nilai para pemegang saham kami,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 1 April 2022.

Bisnis teknologi dan digital perseroan di antaranya PT Multipolar Technology (MLPT) dengan layanan IT system integration dan managed services serta Venturra dengan investasi multisektoral regional dalam bisnis tahap awal, menyumbang keuntungan yang signifikan.

MLPT melaporkan pendapatan hampir Rp3 triliun sepanjang tahun lalu. Angka tersebut naik 11,6% dibandingkan dengan tahun 2020. Sedangkan laba bersih melonjak hingga 50,2% year-on-year (yoy) menjadi Rp259 miliar hingga akhir Desember 2021.

MLPT bersama dengan anak-anak perusahaannya, dengan titik-titik layanan pelanggan yang tersebar di banyak pelosok Indonesia, terus mengembangkan bisnisnya dalam bidang cloud computing, big data, artificial intelligence dan layanan berbasis teknologi lainnya.

Di sisi lain, bisnis ritel MLPL juga mulai menunjukkan perbaikan kinerja, dipimpin oleh PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang melaporkan penjualan kotor sebesar Rp10,3 triliun, melambung 19,6% dari 2020 dengan laba bersih sebesar Rp913 miliar, berbalik drastis dari kerugian bersih sebesar Rp 873 miliar di tahun 2020.

LPPF juga telah melunasi seluruh pinjamannya per akhir tahun 2021, setelah mencatatkan saldo pinjaman sebesar Rp1 triliun pada akhir 2020.

Adapun PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang merupakan pengelola Hypermart telah sukses menyelesaikan rights issue pada Desember 2021 dan berhasil memperoleh dana sebesar Rp720 miliar.

Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk memperkuat neraca keuangannya secara substansial serta menyediakan modal yang cukup untuk rencana pertumbuhan bisnisnya. MPPA dan LPPF terus melanjutkan ekspansi jaringan omnichannel-nya melalui platform digital yang dimiliki sendiri serta ratusan toko virtual di berbagai marketplace seperti GoMart, Tokopedia, Grabmart, Shopee, Blibli, dan lainnya.

Di bidang fintech, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) disebut-sebut tengah berakselerasi dalam evolusinya ke arah digital banking, setelah sukses meluncurkan aplikasi NobuNEO tahun lalu. Bank mini tersebut juga terus menambah fitur-fitur dan peningkatan kapabilitas perbankan.

Adrian menambahkan, hasil right issue berjalan sesuai rencana, dengan target selesai pada bulan April 2022. Hasil penambahan modal ini akan digunakan untuk membiayai strategi pertumbuhan perseroan melalui investasi dan akuisisi, serta memperkuat neraca keuangan.