Ilustrasi PT Astra International Tbk (ASII).
Industri

Kinerja Sektor Alat Berat Grup Astra Terdampak Rendahnya Kontribusi Bisnis Pertambangan

  • PT Astra International Tbk (ASII) mengungkapkan, kinerja perusahaan hingga September 2023 menunjukkan kinerja yang baik, kecuali sektor alat berat.

Industri

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) mengungkapkan, kinerja perusahaan hingga September 2023 menunjukkan kinerja yang baik, kecuali sektor alat berat.

President Director of Astra, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, United Tractor (UT) salah satu anak usahanya mengalami penurunan kinerja yang disebabkan oleh kontribusi rendah dari bisnis pertambangan batu bara.

"Untuk Tractor yang mengalami imbas dari sektor penjualan batu bara. Semoga perolehan sembilan bulan pertama ini bisa diteruskan sampai tiga bulan penutup 2023," katanya dalam public expose secara virtual pada Selasa, 14 November 2023.

Melansir laporan keuangan Astra pada kuartal III-2023, United Tractors melaporkan penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp15,3 triliun.

Sedangkan dari sisi, penjualan alat berat Komatsu menurun 4% menjadi 4.400 unit. Lalu untuk PT Pamapersada Nusantara, perusahaan kontraktor penambangan, mencatat peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 23%  menjadi 853 juta bank cubic metres dan produksi batu bara meningkat 16% menjadi 96 juta ton.

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan mencatatkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 10% menjadi 8,5 juta ton, termasuk penjualan 1,8 juta ton metallurgical coal, namun pendapatan turun 2% disebabkan oleh harga batu bara yang lebih rendah

Sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba bersih senilai Rp25,69 triliun pada kuartal III 2023. Laba bersih tersebut melonjak 10,12% dibandingkan kuartal III 2022 senilai Rp23,33 triliun.

Adanya kenaikan laba bersih didorong dari lonjakan pendapatan bersih menjadi Rp240,91 triliun dari sebelumnya diangka Rp221,35 triliun pada kuartal III 2022.

Laba bersih grup tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina mencapai Rp26,1 triliun, 17% lebih tinggi dibandingkan kuartal III 2022.

Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar pada GoTo dan Hermina, maka laba bersih grup meningkat sebesar 10% menjadi Rp25,7 triliun dibandingkan sembilan bulan pertama tahun 2022.