<p>Kawasan proyek properti milik PT Summarecon Agung Tbk. / Summarecon.com</p>
Bursa Saham

Kinerja SMRA Semester I-2024 Melesat, Anak Usaha Siap IPO Waktu Dekat?

  • Peluang IPO SMIP semakin besar dengan adanya pemangkasan suku bunga BI Rate dan The Fed

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatat lonjakan pendapatan signifikan sebesar Rp5,67 triliun pada semester pertama 2024, naik drastis dari Rp2,99 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan ini berkontribusi pada peningkatan laba per saham dari Rp26,78 menjadi Rp45,65. Seiring dengan pencapaian tersebut, harga saham SMRA pada perdagangan Kamis, 19 September 2024, menguat 3,68% ke level Rp705 per saham.

Selain itu, laba periode berjalan perusahaan juga meningkat tajam dari Rp536,04 miliar menjadi Rp1,01 triliun. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik dari Rp442,03 miliar menjadi Rp753,68 miliar.

Dalam laporan keuangan yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, manajemen SMRA menyebutkan bahwa peningkatan pendapatan mendorong laba usaha melonjak dari Rp926,88 miliar menjadi Rp2,23 triliun. 

Namun, beban keuangan perusahaan juga meningkat dari Rp355,64 miliar menjadi Rp518,24 miliar, sehingga laba sebelum pajak naik dari Rp667,12 miliar menjadi Rp1,41 triliun.

Dari sisi neraca, total aset SMRA tumbuh dari Rp31,16 triliun menjadi Rp32,05 triliun. Liabilitas naik tipis dari Rp18,86 triliun menjadi Rp18,92 triliun, sementara ekuitas meningkat dari Rp12,30 triliun menjadi Rp13,13 triliun.

Alasan Lonjakan Kinerja

Stockbit Sekuritas dalam laporan pasar yang dirilis pada Kamis, 19 September 2024, menyoroti bahwa lonjakan kinerja keuangan SMRA didorong oleh beban pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) sebesar Rp402 miliar. Hal ini terkait konsolidasi properti investasinya ke anak usaha, PT Summarecon Investment Property (SMIP). Laba operasional pada semester I 2024 berhasil melampaui konsensus pasar.

Stockbit Sekuritas juga menilai bahwa peluang IPO SMIP semakin besar dengan adanya pemangkasan suku bunga BI Rate dan The Fed. "Kami memperkirakan IPO SMIP akan segera dilakukan, yang dapat menjadi katalis positif untuk unlock value SMRA," tulis laporan tersebut.

Peningkatan pendapatan SMRA didorong oleh lonjakan pendapatan segmen residensial pada kuartal II-2024 yang mencapai Rp3,5 triliun, tumbuh 137% YoY. Kinerja pendapatan yang kuat ini meningkatkan leverage operasional perusahaan, mendorong lonjakan laba operasional.

Penjualan Summarecon Mal Kelapa Gading ke SMIP, yang merupakan bagian dari restrukturisasi menuju IPO, juga disorot. “SMRA mencatat biaya dibayar dimuka sebesar Rp11 miliar sebagai 'biaya IPO entitas anak'. Kami yakin SMRA akan segera melaksanakan IPO untuk SMIP,” tutup laporan Stockbit Sekuritas.