Gedung PT Hutama Karya (Persero)
Industri

Kinerja Stabil Saat Pandemi, Fitch Pertahankan Peringkat Utang BUMN Hutama Karya BBB-

  • Salah satu Badan Usaha Milik Negara Karya (BUMN Karya), PT Hutama Karya (Persero), berhasil mempertahankan peringkat BBB- untuk Long-Term Issuer Default Rating dari Fitch Ratings.

Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi, PT Hutama Karya (Persero), berhasil mempertahankan peringkat BBB- untuk Long-Term Issuer Default Rating dari Fitch Ratings.

Peringkat BBB berarti risiko gagal bayar kredit perusahaan rendah. Kemampuan perusahaan untuk mengembalikan kredit dianggap cukup. Akan tetapi, keadaan ekonomi atau keuangan yang tak menentu dapat berdampak terhadap kemampuan ini.

Rating yang diraih Hutama Karya ini merupakan rating tertinggi di antara BUMN Karya. Kami percaya capaian ini mampu menjadi sentimen positif terhadap prospek pembangunan infrastruktur di Indonesia,” ujar Wakil Direktur Utama Hutama Karya Aloysius Kiik Ro dalam keterangan resmi, Senin, 19 April 2021.

Peringkat Long-Term Issuer Default Rating oleh Fitch Ratings ini diberikan untuk berbagai entitas, baik perusahaan keuangan maupun non-keuangan, untuk menilai seberapa rentan entitas tersebut melakukan gagal bayar untuk suatu obligasi.

Selain itu, Fitch Ratings juga memutuskan untuk mempertahankan peringkat Obligasi Global Hutama Karya senilai US$600 juta dengan jaminan pemerintah pada peringkat BBB.

Fitch juga mempertahankan peringkat AA+(idn) untuk National Long Term Rating dengan outlook yang stabil.

Aloysius mengatakan peringkat ini merefleksikan penilaian Fitch bahwa Hutama Karya memiliki kepentingan strategis terhadap program pembangunan infrastruktur pemerintah sebagai kontraktor dari Jalan Tol Trans Sumatera.

“Di tahun 2020 memang terjadi kenaikan biaya keuangan yang sejalan dengan bertambahnya ruas tol yang dioperasikan oleh Hutama Karya,” ujarnya.

Meski begitu, perusahaan dapat menjaga arus kas yang positif dengan kenaikan kas dan setara kas sebesar 35% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Hingga akhir 2020, perusahaan berhasil mengoperasikan dua ruas tol tambahan yaitu Pekanbaru-Dumai dan Sigli-Banda Aceh seksi 4. Ini membuat total ruas tol Hutama Karya sudah beroperasi sepanjang 554 km.

Selain melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, Hutama Karya juga mengincar kontrak baru senilai Rp20,59 triliun tahun ini. Perusahaan membidik proyek bendungan, infrastruktur jalan, serta rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).

Awal Maret 2021, Hutama Karya bahkan sudah mendapatkan kontrak pembangunan sisi timur kawasan sirkuit MotoGP Mandalika di Nusa Tenggara Barat. (LRD)