PT Trimegah Bangun Persada Tbk
Korporasi

Kinerja Trimegah Bangun Persada Diprediksi Tumbuh, Target Saham NCKL Justru Dipangkas

  • Emiten tambang dan hilirisasi nikel Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diprediksi membukukan pertumbuhan kinerja yang solid pada tahun ini didukung oleh sejumlah faktor.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten tambang dan hilirisasi nikel Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diprediksi membukukan pertumbuhan kinerja yang solid pada tahun ini didukung oleh sejumlah faktor.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap memperkirakan kapasitas produksi RKEF dan HPAL perseroan akan mengalami pertambahan masing-masing sebesar 95 ribu ton dan 18 ribu ton.

Selain itu, kata dia, perseroan turut berpotensi menghasilkan peningkatan margin dengan mengonversi produk anak usaha perseroan PT Musi Hutan Persada (MHP) menjadi nikel sulfat dengan perkiraan produksi mencapai 37.000 ton dan dan kobalt sulfat 4.500 ton yang direncanakan beroperasi pada April dan Juni 2023.

Pangkas Target Harga

Dengan potensi itu, Juan melakukan beberapa penyesuaian pada proyeksi saham NCKL dengan rekomendasi beli dan target harga Rp1.500 per lembar saham dari Rp2.000 per lembar karena penurunan proyeksi rata-rata harga jual (ASP) FeNi sebesar 9,3% yang sejalan dengan penurunan harga FOB NPI Indonesia.

“Oleh karena itu, kami menurunkan perkiraan laba bersih NCKL pada tahun ini dan tahun depan masing-masing sebanyak 23,9 persen dan 4,6 persen,” kata Juan saat dihubungi, Rabu, 24 Mei 2023.

Kinerja Solid

Pada kuartal I-2023, perseroan melaporkan peningkatan volume produksi yang signifikan hingga 116,6% year-on-year (yoy) menjadi 14.000 ribu ton, terutama didorong oleh tambahan produksi dari lima dari delapan lini produksi di smelter RKEF PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF). 

Lonjakan produksi itu meningkatkan volume penjualan NPI perusahaan menjadi 5.000 ton atau 88,3% yoy. Perseroan memperkirakan lini produksi yang tersisa akan mulai beroperasi pada kuartal II-2023 dan HJF akan mencapai kapasitas produksi penuhnya pada kuartal III-2023.

Peningkatan produksi oleh HJF menyebabkan lonjakan biaya bahan baku dan biaya lain-lain masing-masing sebesar 263,5% yoy dan 3.443,9% yoy. NCKL juga mencatatkan lonjakan biaya penambangan, yang disebabkan oleh perekrutan beberapa kontraktor tambang pada April 2022 untuk menggenjot produksi di tambang GPS.