Kiprah Gojek 10 Tahun: Dari Startup Hingga Decacorn, Genjot Ekonomi Digital Indonesia dan Asia Tenggara
Pionir platform aplikasi on-demand dan pembayaran digital PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau biasa dikenal Gojek Indonesia telah memasuki usia ke-10.
Nasional & Dunia
JAKARTA – Pionir platform aplikasi on-demand dan pembayaran digital PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau biasa dikenal Gojek Indonesia telah memasuki usia ke-10. Perjalanan dari perusahaan rintisan alias startup hingga kini menyandang gelar decacorn dengan valuasi lebih dari Rp140 triliun.
Pada kesempatan itu, perusahaan yang didirikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim tersebut mengumumkan sejumlah pencapaian bisnis.
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo menyatakan bahwa memasuki tahun ke-10, ekosistem Gojek terus memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, sekalipun saat terjadi krisis pandemi.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Pada tahun 2020, layanan-layanan utama Gojek berhasil mencetak laba operasional di luar biaya headquarter atau dikenal dengan istilah contribution margin positive.
Hal ini merupakan pencapaian luar biasa di tengah pandemi yang semakin memperkuat fundamental bisnis perusahaan.
“Tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi kita semua, dan kami bangga Gojek dapat tetap resilient. Terus menjadi andalan masyarakat agar tetap produktif serta di saat yang sama mampu memperkuat fundamental perusahaan,” ujarnya di Jakarta, Kamis 12 November 2020.
Pencapaian itu antara lain didorong oleh investasi yang terfokus pada sejumlah area strategis seperti inovasi produk dan layanan, otomatisasi yang berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas performa aplikasi Gojek. Di dalamnya meliputi GoBiz self-serve onboarding dan CareTech ticket automation, serta investasi pada sumber daya manusia di bidang teknologi.
Penguatan Fundamental Perusahaan
Selain itu, penguatan fundamental perusahaan di tahun 2020 ditunjukkan oleh total nilai transaksi di dalam platform Gojek group atau gross transaction value (GTV) yang mencapai US$12 miliar, setara Rp170 triliun. Angka tersebut diklaim meningkat 10% dibandingkan dengan tahun lalu.
Pencapaian ini didorong oleh transaksi dari pengguna aktif bulanan (monthly active users) Gojek yang telah mencapai 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara . Sementara itu, GTV dari layanan pembayaran digital, GoPay, saat ini telah melampaui total GTV di masa pra-pandemi yang nilainya tak disebutkan oleh perusahaan.
Peningkatan transaksi dan GTV GoPay seiring dengan semakin banyaknya konsumen dan merchant yang beralih ke layanan digital dan bertransaksi secara online.
“Ke depannya, kami akan terus mengoptimalisasi pertumbuhan di layanan utama untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” tutur Andre.
Dukung Digitalisasi dan Pertumbuhan UMKM
Salah satu pendorong utama pertumbuhan Gojek adalah ekosistem merchant, yang jumlahnya melonjak hingga 80% menjadi 900.000 merchant dari 500.000 di tahun lalu. Peningkatan signifikan ini terutama didorong oleh digitalisasi merchant UMKM di masa pandemi.
Gojek terbukti telah memberikan layanan dan solusi komprehensif untuk pelaku UMKM dengan berbagai skala bisnis. Termasuk mereka yang baru pertama kali go digital. Hal ini dinilai sangat penting untuk mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara guna mempertahankan kestabilan usaha mereka di masa pandemi.
Komitmen dalam mendukung digitalisasi UMKM juga ditandai dengan hadirnya layanan one-stop-solution yang dapat digunakan oleh para pelaku UMKM untuk memudahkan layanan dan transaksi mereka secara digital.
“Kami juga akan terus memperkokoh komitmen dalam mendukung pertumbuhan UMKM dengan memberikan berbagai solusi komprehensif termasuk melalui layanan pembayaran dan finansial,” tambah Andre.
Di samping itu, Gojek juga melakukan berbagai inisiatif, termasuk bekerja sama dengan pihak ketiga. Hal itu dilakukan untuk memperluas akses bagi pelaku UMKM menawarkan layanan yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan konsumen.
Sebagai contoh, layanan belanja sehari-hari, GoMart dan GoShop, mengalami peningkatan GTV sebesar 500% sejak awal pandemi. Hal ini dianggap telah membuka peluang bagi lebih banyak UMKM untuk mulai bisnis online.
Investasi Strategis Gojek
Investasi pada teknologi dan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus Gojek ke depannya. Hal itu dilakukan untuk bisa meningkatkan user experience baik bagi para konsumen maupun mitra. Selain itu, juga meningkatkan efisiensi untuk bisnis yang berkelanjutan.
Salah satu investasi strategis yang dilakukan Gojek pada 2020 adalah mengintegrasikan aplikasi Gojek secara global. Terutama di Indonesia, Singapura, Vietnam dan Thailand. Hal ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat brand Gojek di pasar internasional.
Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi menuturkan, saat ini komitmen Gojek sebagai super app dengan misi memberikan solusi dari permasalahan sehari-hari tengah diuji. Pasalnya pandemi membuat ketergantungan masyarakat terhadap digital platform seperti Gojek menjadi semakin besar.
“Di ulang tahun ke-10 ini, saya bangga dan bersyukur dengan pencapaian Gojek hingga saat ini. Juga dengan cara kami merespons dan beradaptasi di tengah situasi sulit. Melalui inovasi dan kerja keras dari seluruh tim di Gojek,” tuturnya.
Kevin optimistis, Gojek akan terus menciptakan dampak positif bagi ekosistem. Terlebih berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia dan Asia Tenggara di tahun-tahun mendatang.
“2020 adalah tahun di mana kami belajar banyak hal. Sekaligus mencapai banyak hal yang membawa perusahaan jauh lebih kuat secara fundamental. Kami yakin bahwa 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi Gojek dan mitra-mitra kami,” pungkasnya. (SKO)