Mantan Karyawan Louis Vuitton Cerita Dia Melihat Produk KW Dimana-mana
Dunia

Kisah Mantan Karyawan Louis Vuitton Saksikan Produk KW Dimana-mana, Ini Bedanya

  • Shelley mengaku tidak sulit baginya untuk membedakan produk Louis Vuitton yang asli dan yang palsu. Sementara perusahaan memiliki SOP tersendiri untuk memberi tahu pelanggan bahwa produk mereka palsu yaitu dengan mengatakan “bukan produk Louis Vuitton” alih-alih terang-terangan mengatakan “palsu”.

Dunia

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Mantan karyawan rumah mode internasional Louis Vuitton bercerita bagaimana ia melihat produk KW brand mewah ini dimana-mana. Ia adalah Shelley Alvarado yang telah bekerja selama lima tahun di toko Louis Vuitton Topanga, California. 

“Saya dapat melihat produk palsu di sekitar saya saat saya sedang makan malam, berlibur, di media sosial, dan bahkan di reality show atau film,” tulis Shelley dikutip TrenAsia.com dari Business Insider. 

Shelley bercerita dirinya mudah mengenali produk palsu Louis Vuitton karena telah terbiasa dengan produk-produk yang dijual perusahaannya tersebut. 

Beberapa kali Shelley sempat berhadapan dengan pelanggan yang membeli tas dan berusaha menukarkannya kembali ke toko setelah menggantinya dengan produk palsu. 

“Suatu kali seorang wanita datang dan meminta penukaran. Saat dia mengeluarkan dua tas, saya melihat bahwa tas luar tempat produk tersebut dimasukkan memiliki kualitas yang buruk. Begitu saya melihat tas-tas itu, saya tahu tas-tas itu tidak asli, dan saya harus menyampaikan kabar buruk itu kepadanya. Dia hanya mengambilnya dan pergi,” tutur Shelley. 

Saat masa-masa awal bekerja, Shelley mengaku dirinya harus mengikuti program pelatihan selama seminggu untuk mempelajari sejarah perusahaan, lini produk, dan proses pembuatan produk. Shelley memulai karier di Louis Vuitton sebagai part time sales dan berlanjut menjadi manajer. 

“Tanggung jawab saya adalah membuka dan menutup toko, memeriksa laporan penjualan, menetapkan sasaran penjualan harian, dan memenuhi kebutuhan pelanggan jika diminta oleh seorang manajer,” terang Shelley. 

Selama bekerja, Shelley mengatakan dirinya bertemu dengan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat. Dirinya juga menerangkan bagaimana orang-orang membeli barang mewah karena berbagai alasan. 

“Ada yang benar-benar menyukai produk yang awet, ada pula yang merasa senang karena memiliki sesuatu yang terlihat ekslusif dan tidak terjangkau oleh orang lain, dan ada pula yang suka berinvestasi pada barang mewah dengan penghasilan yang mereka hasilkan dengan susah payah,” terang Shelley. 

Shelley mengaku tidak sulit baginya untuk membedakan produk Louis Vuitton yang asli dan yang palsu. Sementara perusahaan memiliki SOP tersendiri untuk memberi tahu pelanggan bahwa produk mereka palsu yaitu dengan mengatakan “bukan produk Louis Vuitton” alih-alih terang-terangan mengatakan “palsu”.

Menurut Shelley detail yang langsung terlihat pada produk palsu adalah warnanya. “Ada kekayaan warna pada produk aslinya yang tidak tampak jelas pada pandangan pertama, namun setelah Anda membandingkan bahan, Anda pasti dapat membedakannya,” terangnya. 

“Saat Anda memegang produk dan melihatnya setiap hari, Anda dapat melihat detail tertentu. Jika Anda merasakan bahannya, Anda akan mengenali mana yang terasa mewah dan mana yang terasa kasar dan murahan,” lanjut Shelley. 

Lebih lanjut Shelley menerangkan bahwa produk palsu memiliki jahitan yang tidak rapi “terlihat seperti ada yang terburu-buru menyelesaikannya”, sehingga mudah untuk mengetahui perbedaannya.