<p>Suasana di salah satu Stan Akulaku Finance Indonesia. / Dok. Akulaku</p>
Gaya Hidup

Kisah Sukses Eks Karyawan Akulaku, Resign dan Bangun Bisnis Online

  • Omzetnya kini bisa mencapai Rp250 juta per bulan dari hasil berjualan baju, sepatu, tas, celana khusus pria melalui e-commerce Akulaku Silvrr Indonesia.

Gaya Hidup
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Di era yang serba digital seperti sekarang ini, para pelaku usaha dituntut untuk bersikap kreatif di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Faktor penting lain selain kreativitas adalah adaptif.

Pasalnya di masa pandemi seperti sekarang ini, para pelaku usaha dituntut agar cepat beradaptasi dengan kebiasaan new normal guna terus menjaga usahanya supaya tetap kompetitif dan relevan.

Hal tersebut yang juga dirasakan oleh Steven Huang, salah seorang merchant layanan e-commerce PT Akulaku Silvrr Indonesia yang kini sukses menjalankan bisnis pakaian laki-laki secara online.

Dalam menjalankan usahanya, ia mengedepankan kreativitas dan lebih adaptif terhadap perkembangan, dan memanfaatkan teknologi yang tersedia.

“Karena passion saya sejak kuliah ingin berbisnis dan saya juga ingin membantu orang lain lewat lapangan kerja yang saya ciptakan. Jadi saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya dan memulai bisnis sendiri,” ujar Steven di sesi diskusi bersama Akulaku Finance Indonesia beberapa waktu lalu.

Steven mengakui, tak mudah dalam memulai usaha, apalagi saat membandingkannya ketika masih menjadi karyawan Akulaku. Namun, dengan usaha dan keyakinan untuk tetap fokus membangun usaha, kini dirinya berhasil menjadi salah satu merchant sukses.

Baginya, kesuksesan yang dirinya raih itu berkat kemampuan beradaptasi dengan keadaan dan juga memanfaatkan teknologi sebagai penunjang bisnisnya. Sebelumnya ia juga sempat berjualan kopi secara offline dan beralih ke bisnis online yang di mulai dengan menjadi dropshipper produk pakaian laki-laki.

“Saya mulai usaha dropshipper ini menggunakan modal yang relatif sedikit dulu, namun sekarang saya sudah mulai banyak stok barang dan menjadi salah satu merchant e-commerce Akulaku Silvrr Indonesia,” ungkapnya.

Steven Huang, Merchant e-commerce Akulaku dan Corporate Secretary Akulaku Finance Wildan Kesuma / Dok. Akulaku
Diperlukan Kejelian

Steven menambahkan, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini para pelaku bisnis harus jeli melihat perubahan perilaku konsumen. Saat ini, katanya, hampir semua orang lebih banyak beraktivitas di rumah dan pola konsumsi yang dilakukan secara online.

Ia menilai, di situlah pentingnya para pelaku bisnis perlu adaptasi berjualan secara online untuk menjangkau konsumen. Para pelaku bisnis, lanjut Steven, juga dituntut untuk cerdik dan melakukan adaptasi apabila usahanya sudah tidak dapat bertahan.

“Harus ada penerapan omni channel juga yang memungkinkan pembeli menggunakan lebih dari satu channel penjualan. Biasanya channel yang dijadikan hanya satu, yaitu toko fisik. Namun, dengan menggunakan omni channel, maka akan memudahkan pelanggan untuk membeli produk yang dijual baik secara offline di toko, maupun di platform e-commerce, atau melalui media sosial,” jelasnya.

Dengan menerapkan kemampuan beradaptasi dan kreativitas yang baik, kini Steven mampu meraih omzet yang relatif tinggi. Omzetnya kini bisa mencapai Rp250 juta per bulan dari hasil berjualan baju, sepatu, tas, celana khusus pria melalui e-commerce Akulaku Silvrr Indonesia.

“Dengan memanfaatkan lewat platform e-commerce Akulaku Silvrr Indonesia ini membuat saya memungkinkan untuk mencapai 65 persen dari 268 juta masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan internet,” ungkap Steven.

Booth Akulaku Finance Indonesia dalam BIK Expo 2020
Pentingnya Literasi Keuangan

Bagi pebisnis yang baru ingin memulai usahanya sendiri, terdapat hal yang sangat penting dan harus dipelajari sejak awal, yakni pengelolaan keuangan. Nantinya hal ini juga sangat erat kaitannya dengan literasi keuangan.

Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia, Wildan Kesuma mengungkapkan bahwa edukasi tentang literasi keuangan terhadap pelaku bisnis pemula sangatlah penting. Terutama saat para pelaku bisnis akan mengambil keputusan yang mempengaruhi kondisi keuangan.

“Tingginya tingkat literasi keuangan diyakini juga mampu meningkatkan kesejahteraan. Karena dengan bertambahnya tingkat literasi keuangan maka masyarakat dapat membuat keputusan keuangan dengan lebih baik sehingga perencanaan keuangan keluarga atau pribadi menjadi lebih optimal,” papar Wildan di kesempatan yang sama.

Menurutnya, pengelolaan keuangan usaha yang baik juga sama pentingnya dengan adanya mindset bersikap adaptif dan kreatif, guna membangun bisnis yang berkelanjutan.

“Hal yang paling dasar harus dilakukan adalah dengan memisahkan keuangan usaha dan keuangan pribadi. Maka dari situ pelaku usaha dapat memiliki gambaran jelas tentang kemampuan dan kebutuhan usahanya,” jelasnya.

Tak hanya itu, Wildan juga memberikan gambaran dalam memilih platform keuangan digital untuk menopang pelaku usaha dalam melakukan ekspansi bisnisnya.

“Pertama, pilih produk keuangan digital dari perusahaan yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Gunakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Yang terakhir, pahami betul manfaat serta risiko atas produk keuangan yang akan digunakan,” tegasnya. (SKO)