Infrastruktur

Kisah Sukses Gravel (Part 1): Start Up Inovatif yang Jembatani Tukang dengan Pemilik Proyek

  • Sukses hadir sebagai start-up inovatif dengan perkembangan yang melesat, berikut ini TrenAsia.com merangkum kisah sukses Gravel dari berbagai sumber.
Infrastruktur
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Gravel merupakan start up teknologi yang bergerak di bidang konstruksi. Berawal dari aplikasi cari tukang, kini Gravel telah berkembang sebagai aplikasi solusi bangunan dalam genggaman.

Gravel disebut-sebut sebagai pahlawan yang membantu para tukang bangunan yang tidak bergelar sarjana atau bahkan tidak sempat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun SMP untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak. 

Tak hanya para tukang yang terbantu, Gravel juga sukses hadir sebagai solusi para pemilik proyek yang kesulitan menemukan tenaga kerja untuk menggarap proyek-proyek mereka. 

Sukses hadir sebagai start-up inovatif dengan perkembangan yang melesat, berikut ini TrenAsia.com merangkum kisah sukses Gravel dari berbagai sumber. 

Juara 1 Start-Up Asia Jakarta (Hackathon) Tech in Asia 2015

Siapa sangka, kesuksesan Gravel berangkat dari keprihatinan dua anak muda bernama Fredy Yanto dan Georgi Ferdwindra Putra saat melihat banyaknya tukang-tukang berkualitas yang tidak mendapatkan pekerjaan. 

Dikutip TrenAsia.com dari platform LinkedIn, Georgi Putra adalah alumnus Institut Teknologi Sepuluh November dengan mengambil jurusan Teknik Sipil tahun 2016. Pada tahun 2017, ia kemudian melanjutkan studinya ke Amerika dengan mengambil jurusan Civil and Environmental Engineering di University of California, Berkeley. Saat ini Georgi menjabat sebagai Co-CEO di Gravel. Sebelumnya ia menjabat sebagai CEO dari awal mula berdirinya Gravel hingga akhir tahun 2023 kemarin. 

Sementara Fredy Yanto adalah alumnus Universitas Bina Nusantara tahun 2016 yang mengambil jurusan Computer Science. Saat ini, ia menjabat sebagai Co-CEO Gravel, yang mana sebelumnya ia menjabat sebagai CPO selama 4 tahun yaitu dari 2019 hingga 2023. 

Georgi dan Fredy merupakan juara 1 Hackathon Tech in Asia 2015 yang akhirnya memutuskan untuk mengawinkan proyek-proyek infrastruktur dan bangunan dengan para tukang yang handal dengan menggunakan teknologi.

Mantap Berdiri Tahun 2019

Perjalanan Gravel dimulai pada 2019 sebagai aplikasi yang menghubungkan pelanggan dengan tukang bangunan terampil. 

Kala itu, Georgi dan Freddy membangun Gravel dengan tujuan untuk menemukan ribuan pekerja konstruksi yang mencari pekerjaan melalui platform umum seperti postingan di media sosial. 

Keduanya menyadari keterbatasan sumber daya membuat proyek-proyek mencari ribuan pekerja konstruksi tanpa berhasil menemukan tukang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

"Di sisi lain, para pekerja di sektor informal, mencari pekerjaan dengan segala cara di setiap kesempatan yang ada adalah sebuah keharusan untuk memastikan kebutuhan mereka terpenuhi esok hari," ujar Georgi dalam sebuah keterangan tertulis. 

Sementara Fredy Yanto juga menuturkan, masalah kedua yang harus diatasi adalah efisiensi proyek, terutama dalam hal mencari pekerja. Dalam sebuah proyek konstruksi, 30% hingga 50% biaya proyek adalah untuk pengadaan dan operasional pekerja.

“Selain upah harian, pengadaan dan operasional tukang mencakup biaya pencarian serta transportasi para tukang ke lokasi proyek. Para tukang ini umumnya hanya memiliki akses terhadap proyek yang tersedia lewat kenalan-kenalan saja," ujarnya.

Menurutnya, para mandor biasanya membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk memenuhi permintaan kebutuhan tukang dalam jumlah besar. Kendalanya tidak berhenti di sana. Setelah tukang datang, pemilik proyek masih harus menghadapi isu kualitas tukang dan komitmen mereka terhadap penyelesaian proyek yang sedang berjalan.

"Gravel lahir dan ingin menjadi salah satu cerita sukses dengan berhasil membuka pekerjaan bagi ribuan tukang di seluruh Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan dan memecahkan problematika para pembangun proyek yang kesulitan mencari tukang yang handal melalui teknologi," pungkasnya.

Artikel berlanjut ke part 2.