<p>Contoh masakan Street Sapi / Instagram @St.sapi</p>
De'Juragan

Kisah Sukses UMKM: Inovasi Jadi Resep Sukses Daging Asap Street Sapi

  • Daging asap ini populer dengan nama Se’i. Nama ini diambil dari bahasa Rote yang berarti irisan daging yang diiris tipis-tipis. Masyarakat setempat menggunakan daging rusa untuk dijadikan olahan daging asap Se’i.

De'Juragan

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Masakan olahan daging sapi selalu jadi buruan masyarakat Indonesia. Tidak heran, pelaku usaha semakin kreatif dalam mengkreasikan olahan daging sapi menjadi masakan yang lezat.

Salah satu olahan yang tengah populer adalah daging sapi yang dimasak dengan metode pengasapan. Daging asap sendiri merupakan olahan khas Nusa Tenggara Timur (NTT).

Daging asap ini populer dengan nama Se’i. Nama ini diambil dari bahasa Rote yang berarti irisan daging yang diiris tipis-tipis. Masyarakat setempat menggunakan daging rusa untuk dijadikan olahan daging asap Se’i.

Namun, pelaku usaha di Indonesia melakukan modifikasi dengan mengganti dagingnya dengan sapi. Olahan ini begitu populer di Indonesia saat ini.

Erlang, Dimas, dan Akbar, tiga sahabat ini melihat daging asap yang ada di pasaran kurang memiliki variasi sambal.

Hal itu yang mendorong tiga sahabat ini mendirikan usaha daging sapi yang dipadukan dengan variasi sambal yang lezat. Tiga sekawan itu kemudian menggodok sambal-sambal andalan yang menjadi andalan masakan daging sapi asap mereka.

“Ide awalnya ingin membuat usaha makanan daging asap dengan sambal yang berbeda dari yang lain,” kata Erlang saat berbincang dengan TrenAsia.com belum lama ini.

Dengan bermodalkan Rp9 juta, tiga sahabat ini mantap mendirikan kedai daging sapi asap yang  diberi nama Street Sapi atau StSapi. Daging asap milik Street Sapi ini terasa berbeda karena memiliki tiga varian sambal yang patut dicoba pelanggan.

Kedai Street Sapi terletak di Buaran Indah, Tangerang, Banten. Street Sapi menawarkan masakan daging sapi asap yang dibanderol mulai dari Rp25.000 setiap porsinya.

Titik Balik
Varian sambal Sei Sapi / Instagram @st.sapi

Lahirnya Street Sapi jadi momentum kebangkitan ketiga sahabat tersebut. Sebelum membangun usaha Street Sapi, ketiganya terpaksa harus terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaannya kala itu.

Kehilangan pekerjaan bukanlah akhir segalanya. Saat krisis datang, di situ peluang-peluang ikut menghampiri.

Ketiganya memutuskan bangkit dan membangun usahanya sendiri. Usaha yang didirikan sejak Desember 2020 itu kini mendatangkan keuntungan bagi ketiganya.

Omzet Street Sapi berada pada angka Rp500.000 hingga Rp1 juta setiap bulannya. Erlang dkk berencana mengembangkan sayap bisnis Street Sapi ke wilayah lain di Tangerang.

“Rencana ingin membuka beberapa cabang di daerah selain Tangerang, agar usaha StSapi berkembang,” kata Erlang. (SKO)