Kisah Sukses UMKM: Roti Cocol, Isi Waktu Luang Justru Bikin Banyak Uang
Ini padahal awalnya cuma iseng-iseng aja lho. Mikir gitu bikin apa ya, terus ya sudah langsung kepikiran bikin roti cocol kayaknya lucu.
De'Juragan
JAKARTA – Kuliner memang menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Tak ayal jika banyak lahir kisah sukses pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menekuni bisnis makanan atau minuman ini.
Salah satu cerita sukses bisnis kuliner oleh pelaku UMKM Tanah Air adalah roti cocol dari “masakanibututu” yang berada di Kota Surabaya, Jawa Timur. Roti khas dengan berbagai macam pilihan cocolan di tengahnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi produk makanan ini.
Gusti Noor Nisrina Khairia atau akrab disapa Nina, sang founder “masakanibututu” mengklaim kreasi masakannya ini merupakan yang pertama di Indonesia. Yang tak habis pikir, konsep roti cocol ini spontan ia dapat pada suatu hari bak Ilham yang turun dari langit.
“Ini padahal awalnya cuma iseng-iseng aja lho. Mikir gitu bikin apa ya, terus ya sudah langsung kepikiran bikin roti cocol kayaknya lucu,” ungkapnya saat berbincang dengan reporter TrenAsia.com, Senin 19 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sebagai freelancer desain produk dan digital marketing, memungkinkan perempuan 27 tahun ini untuk mengawali kisah sukses bisnis roti cocolnya tersebut. Ia mulai mengolah inovasi pangannya dengan sang Ibunda yang kebetulan memiliki hobi memasak.
“Jadi sebelum jual roti cocol ini, aku sama mama juga udah sempet jualan makanan lain. Tapi yang dijual random aja. Mulai dari siomay gitu-gitu udah dari tahun 2017,” ujarnya.
Yang mengejutkan, Nina mengaku roti cocol ini merupakan produk makanan pertama yang pernah ia buat dengan tangannya sendiri. Sebelumnya, menu yang dijual di “masakanibututu” diolah oleh ibunya.
Lonjakan Penjualan
Nina mulai memasarkan produk andalannya ini melalui media sosial Instagram pada pertengahan tahun 2019 lalu. Baru satu bulan rilis, roti cocol telah disambut baik pecinta kuliner, terutama oleh para rekan-rekan terdekatnya.
Lonjakan pemesanan yang pesat mulai dialami Nina pada periode September 2019 hingga sekitar Maret 2020. Pesanan roti cocolnya bisa mencapai 200-400 buah per bulan pada jangka waktu tersebut.
Bahkan, ia sempat kewalahan saat mendapatkan pesanan hingga 100 loyang per hari untuk acara pernikahan temannya. Padahal, normalnya sehari hanya bisa melayani maksimal 20 pesanan saja. Nina dan Ibunya pun harus mengerjakan pesanan roti cocol selama 29 jam penuh.
“Nah, itu habis bulan Maret setelah kita promosi ke dua orang foodish langsung terima orderan itu. Waktu itu aku sama mama cuma tidur setengah jam doang buat ngerjain pesanan itu,” kata Nina sambil berseloroh.
Alih-alih surut pemesanan, pada masa pandemi COVID-19 ini justru membuat roti cocol buatannya semakin diburu pelanggan. Saat ini, “masakanibututu” dapat memproduksi 400 hingga 600 tray roti cocol per bulan.
Nina mengaku mendapatkan omzet penjualan hingga Rp130 juta dari bulan Maret-Agustus 2020 atau rata-rata Rp15 juta per bulannya. Yang pasti, katanya, pendapatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya, bahkan dengan sebelum adanya pandemi.
Enggan Pakai Karyawan
Hal unik lain dari kisah sukses roti cocol “masakanibututu” ini adalah tidak adanya karyawan yang membantu dalam mengolah produk ini, sekali pun pesanan yang di terima sangat banyak.
“Karena kan kata orang beda tangan biasanya beda hasil ya. Nah, jadi sampai sekarang kita enggak pakai karyawan dulu. Masih sanggup juga kerjain berdua sama mama,” tutur Nina.
Tak hanya itu, perempuan lulusan fakultas Teknik tersebut bilang, ia khawatir resep roti cocol andalannya tersebut dicuri jika ia mempekerjakan karyawan. Lagi pula, lanjut Nina, ia merasa telah cocok bermitra dengan ibunya untuk mengolah roti cocol tersebut.
“Resep kita eksplor sendiri dan sebenarnya kita itu enggak cocok bareng di dapur. Lucunya, lewat roti cocol ini jadi bisa kerja bareng. Mama juga terima orderan yang lain seperti cake dan lain-lain, tapi yang bisa kerjain bareng ya ini doang,” kata Nina.
Bagi masyarakat yang ingin memesan roti cocol buatan Nina dan ibunya tersebut, bisa memesan melalui akun Instagram @masakanibututu. Kabar baiknya, Nina telah menyiapkan produk travel pack, sehingga roti cocol pertama di Indonesia ini sudah bisa di kirim ke luar Kota Surabaya dalam jangka waktu pengiriman yang relatif singkat. (SKO)