GALERI NINGRAT INSTAGRAM.png
De'Juragan

Kisah Sukses UMKM: Tekankan Filosofi Proses dalam Batik, Galeri Ningrat Raup Omzet Rp100 juta Per Bulan

  • Seorang pengerajin fesyen batik, E Widyastuti yang akrab disapa Dyaz menjalankan usaha batik tulis dengan nama Galeri Ningrat. Produk ekonomi kreatif yang ia rintis ini, merupakan anak usaha dari Galeriku yang menjual batik dan tenun sejak 2007 di Solo.
De'Juragan
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA -E Widyastuti, seorang pengerajin fesyen batik yang akrab disapa Dyaz awalnya hanya berkeinginan untuk meluruskan prespektif sebagian masyarakat tentang batik yang menurutnya salah saat merintis usaha tahun 2007 lalu. Menurutnya, batik harus memiliki proses bukan hanya sekedar kain yang ditempel motif seperti batik print.

Tak disangka, usaha batik tulis dengan nama Galeri Ningrat yang ia rintis di Solo tersebut berkembang pesat. Galeri Ningrat merupakan anak usaha dari Galeriku yang menjual batik dan tenun sejak 2007 di Solo.

"Batik itu banyak yang salah kaprah, namanya batik itu harus ada proses dari menulis, canting hingga menjadi sebuah kain. Saya ingin mengedukasi hal yang salah selama ini salah melalui galeri ningrat," kata Dyaz kepada TrenAsia beberapa waktu lalu.

Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) fesyen batik dan tenun miliknya diharapkan dapat menjadi jawaban bagi masyarakat untuk lebih menghargai setiap proses pembuatan batik yang sudah ada sedari lama.

Melalui Galeri Ningrat, Dyaz membawa kesan up to date, trendi namun tidak meninggalkan unsur keanggunan batik yang sudah ada. Galeri Ningrat sendiri membawa motif batik pakem atau tradisional seperti motif togan, senar jagat, parang dan sidho mukti untuk diolah dengan terampil menjadi baju atau kain batik yang high fashion.

Lebih lanjut Dyaz mengungkapkan, segmen pasar yang ia tuju saat ini adalah konsumen kota besar di level menengah keatas (middle up) karena ia ingin membangun brand yang kualitas dan harga sesuai dengan proses yang diberikan.

Selama menjalankan usahanya Dyaz mengalami serangkaian ujian yang tak membuatnya gentar untuk membawa merek ini melenggang ke pasar internasional. Apalagi sejak pandemi COVID-19 melanda awal tahun 2020 lalu, omzet usahanya juga terjun bebas. 

Namun, berkat salah satu usahanya yaitu dengan mengikuti Kredit Mikro BNI, ia berhasil mengubah keadaan.

Kredit Mikro BNI mendukung usaha Dyaz dengan memberikan modal sehingga ia dapat mewujudkan cita-citanya untuk memiliki toko di sebuah pusat perbelanjaan. BNI juga turut mendukung UMKM dari segi promosi dengan mengikutsertakan mereka dalam pameran sehingga bisa menarik konsumen.

"BNI Sangat meringankan saya untuk menggapai keinginan dalam mengembangkan toko dan memiliki toko," lanjut Dyaz.

Perubahan besar terjadi saat Dyaz mengikuti Kredit Mikro BNI, dimana omzet yang ia raih bisa menembus kisaran Rp100 juta per bulan. Hal ini didukung dengan fasilitas bunga yang rendah, promosi, dan saat pandemi keringanan penangguhan pembayaran diberikan kepada UMKM binaan BNI.

Produk fesyen batik dan tenun yang ia jual berkisar antara Rp450.000 hingga Rp7 juta tergantung model dan teknik seperti cap sampai batik dengan tingkat kerumitan yaitu batik tulis. Sampai saat ini pembelinya berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, Jepang, Autralia hingga yang terbaru Galeri Ningrat mempersiapkan diri melenggang ke Belanda.

Terakhir ia mengungkapkan, batik dan tenun juga dijual secara online melalui Whatsapp 081-393-607-776 atau Instagram @galeri_ningrat dan secara offline melalui alamat Galeri Ningrat lantai 1 blok A1 no 2, Thamrin City, Jakarta Pusat.