Dunia

Klarifikasi Kabar, Zelenskyy Membantah Bakhmut Telah Jatuh

  • Mengklarifikas pernyataan yang beredar sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kini membantah  Rusia telah menguasai Kota Bakhmut.
Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

TOKYO-Mengklarifikas pernyataan yang beredar sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kini membantah  Rusia telah menguasai Kota Bakhmut.

Sebelumnya dilaporkan Zelenskyy disebut mengkonfirmasi kota di Ukraina Timur itu jatuh. Namun juru bicaranya segera membantah karena menyebut ada kesalahapahaman antara pertanyaan wartawan dari jawaban Zelensky.

Sebelumnya Zelenskyy juga mengatakan tidak ada yang tersisa di Bakhmut dan pasukan penyerang telah menghancurkan segalanya. Ini memicu spekulasi  Bakhmut telah jatuh.

Berbicara di akhir KTT G7 di Hiroshima Zelenskyy mengatakan dia memahami dengan jelas apa yang terjadi di Bakhmut. Meski dia  tidak bisa berbagi  tentang pandangan taktis militer, tetapi kota itu hingga saat ini tidak dikuasai Rusia.

Zelenskyy juga mengatakan  sampai hari negara yang puluhan kali lebih besar dari Ukraina tidak dapat menduduki negaranya. Dan dia yakin Rusia tidak dapat menang dalam perang ini. 

Dukungan Penuh

Sementara itu pada konferensi pers terpisah, Presiden Amerika Joe Biden berjanji sekutu Barat tidak akan goyah dalam mendukung Ukraina. Sekutu juga akan memberikan bantuan selama dibutuhkan.

Biden yang telah membuka jalan untuk pasokan jet tempur F-16 ke Ukraina, juga mengumumkan tambahan bantuan militer sebesar US$325 juta atau sekitar Rp4,8 triliun. Bantuan  termasuk amunisi, artileri, dan kendaraan.

Biden mengatakan Rusia yang memulai perang. Dan  Rusia dapat mengakhirinya hari ini dengan menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional serta menghentikan serangannya.

Dia meyakini kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri sangat penting untuk dapat mengakhiri perang ini secara permanen dan melalui diplomasi. "Putin tidak akan mematahkan tekad kami seperti yang dia pikir dia bisa,” kata BIden.

Pernyataan serupa juga diungkapkan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Negaranya kembali mengutuk Rusia dan menjanjikan solidaritas tak tergoyahkan dengan Ukraina.

Dalam pidatonya di akhir KTT G7 Kishida mengatakan  di mana pun upaya untuk mengubah status quo secara sepihak dengan kekerasan tidak akan pernah bisa diterima.

Kishida juga menambahkan bahwa  tidak boleh ada ancaman penggunaan senjata nuklir. Apalagi penggunaan senjata nuklir, untuk mengubah status quo dengan paksa.

Kehadiran kejutan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di pertemuan tersebut telah memusatkan perhatian pada tanggapan global terhadap perang selama 15 bulan di negaranya.

Sejak tiba di Jepang pada Sabtu malam, Zelenskyy melakukan  serangan diplomatik untuk meningkatkan tekanan pada Rusia dan mendapatkan lebih banyak dukungan. Dia  mengadakan pembicaraan bilateral dengan para pemimpin G7 dan non-G7, termasuk Presiden Amerika Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi hingga Presiden Indonesia Joko Widodo.