KNKG: Iklim ESG Akan Lestari jika Datang dari Inisiatif Perusahaan
- Ketua Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) Mas Achmad Daniri mengatakan iklim ESG akan terbangun secara efektif apabila dorongan justru datang dari pelaku bisnis itu sendiri.
Nasional
JAKARTA - ESG (Environmental, Social, and Governance) merupakan konsep yang mementingkan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis berkelanjutan yang mana sesuai dengan tiga kriteria utama. Hal itu yakni lingkungan, sosial dan tata kelola.
ESG juga melibatkan penerapan standar untuk mengelola investasi dengan penuh pertanggung jawaban berdasarkan kebijakan perusahaan. Perusahaan yang menggunakan prinsip ESG wajib untuk menerapkan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang sesuai.
Awal mula munculnya ESG yaitu karena para investor sadar akan pentingnya mengelola bisnis dengan integritas dan berkelanjutan. Intinya, ESG hadir untuk membantu perusahaan menyeimbangkan bisnis yang sehat dalam jangka panjang.
- Baru Dapat Ijin OJK, BNI Ventures Catat Laba Bersih Rp1,9 Miliar
- 3 Solusi Mengurangi Polusi Udara, Mulai dari Gaya Hidup
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 15 Agustus 2023 untuk Wilayah DKI Jakarta
Di samping itu, isu terkait ESG akhir-akhir ini sedang popular di berbagai kalangan, baik itu di tingkat nasional maupun internasional. Di sini, yang membuat para investor tertarik dengan ESG yaitu karena adanya peningkatan minat dan fokus pada investasi yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Investasi ESG merupakan alat yang efektif untuk mengatasi perubahan iklim. Investasi ESG merujuk pada investasi yang bertujuan untuk mendorong lingkungan yang sehat, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik, termasuk investasi yang akan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) perusahaan yang mana salah satu penyebab utama perubahan iklim.
Saat ini, pihak berkepentingan lebih sadar akan dampak negatif perubahan iklim. Mereka mengharapkan perusahaan-perusahaan untuk transparan mengenai risiko terkait dengan perubahan iklim. Bisnis yang gagal bersikap transparan mengenai risiko terkait perubahan iklim bisa membahayakan profitabilitas dan reputasi korporasi mereka.
Sebelum perusahaan dapat mengungkapkan risiko terkait perubahan iklim, perusahaan tersebut harus mampu mengukur data terkait perubahan iklim dengan akurat. Kini sudah ada berbagai solusi teknologi yang dapat membantu bisnis dalam tugas ini.
Solusi tersebut dapat memantau emisi karbon perusahaan, pengelolaan limbah, energi, dan konsumsi air. Mereka dapat memberikan informasi secara real time mengenai aspek-aspek ini, menghasilkan pelaporan risiko perubahan iklim yang akurat dan meningkatkan reputasi korporasi.
Selain itu, mereka dapat membantu perusahaan mengevaluasi operasi mereka sehingga operasi tersebut dapat lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim. Ketua Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) Mas Achmad Daniri mengatakan iklim ESG akan terbangun secara efektif apabila dorongan justru datang dari pelaku bisnis itu sendiri.
Ini lantaran pengusaha berarti sudah sangat menyadari manfaat penerapan ESG secara konsisten. "Ada pemahaman yang sama baik dari perusahaan maupun semua pemangku kepentingan tentang pentingnya mewujudkan iklim ESG secara berjamaah,” terang Achmad saat diwawancarai TrenAsia.com belum lama ini.
Investasi ESG memungkinkan perusahaan untuk mengatasi perubahan iklim melalui inovasi yang mengurangi emisi gas rumah kaca mereka. Namun manfaatnya tidak hanya sebatas pada pengurangan emisi. Pendirian fasilitas energi terbarukan, misalnya, dapat menghasilkan penciptaan lebih banyak lapangan kerja.
Pengelolaan limbah yang berkelanjutan mengurangi polusi, membuat tempat kerja dan masyarakat menjadi lebih aman dan sehat untuk ditinggali dan bekerja. Dengan investasi ESG, dimungkinkan bagi bisnis, masyarakat, dan lingkungan untuk tetap sehat.