Kohinoor, Permata di Mahkota Ratu Inggris Yang Disinggung India
- Tidak lama setelah raja Inggris Ratu Elizabeth II meninggal pada 8 September kata "Kohinoor" menjadi trending di Twitter India.
Dunia
JAKARTA-Tidak lama setelah raja Inggris Ratu Elizabeth II meninggal pada 8 September kata "Kohinoor" menjadi trending di Twitter India.
Kata ini mengarah pada berlian Kohinoor. Salah satu dari 2.800 batu permata yang dipasang di mahkota untuk ibu Queen Elizabeth yang dikenal sebagai Ibu Suri. Tidak tanggung-tanggung Kohinoor menjadi permata terbesar di mahkota itu.
Kenapa kemudian menjadi pembicaraan di India? Karena asal usul dari permata tersebut dari negara itu dan selama ini ada desakan agar barang itu dikembalikan ke India.
Permata Kohinoor berbentuk oval 105 karat ini juga dikekenal sebagai Koh-i-Noor merupakan salah satu bagian paling berharga dalam Mahkota Kerajaan Inggris. Disimpan dengan pengamanan ketat di Menara London bersama dengan koleksi penting lain seperti Mahkota St Edward's Crown dan tongkat kerajaan, berlian ini memiliki sejarah panjang dan unik.
- Siapa Pemilik Peradaban Tertua di Dunia?
- Adaro Minerals (ADMR) Siapkan Capex hingga Rp16 Triliun, Dorong Smelter Aluminium
- Kisah Sukses UMKM: Berawal dari Kebosanan Selama Pandemi, Mahasiswi Ini Rintis Dimsum Kaiaeats
Sebuah buku berjudul Koh-i-Noor: The History of the World’s Most Infamous Diamond dan ditulis oleh duo sejarawan Anita Anand dan William Dalrymple menunjukkan berlian ini telah berpindah dari satu tangan ke tangan lain sebelum menjadi milik Inggris.
Awal dari kisah berlian itu agak kabur, tanpa tanggal pasti kapan Kohinoor benar-benar ditemukan, atau dari mana asalnya. Yang diketahui adalah bahwa pada tahun 1628, Shah Jahan, seorang penguasa Mughal, India memerintahkan untuk membangun takhta yang luar biasa indah. Tahkta dilengkapi dengan permata dan berlian yang tak ternilai.
Kohinoor adalah salah satu dari banyak permata yang menghiasi takhta tersebut dan diberi tempat paling tinggi yakni di bagian paling atas tahta. Berlian ditempatkan di jantung seekor merak, dan tahta itu sendiri dikenal sebagai Tahkta Peacock atau Merak. Kekaisaran Mughal memerintah di India dan kekuatan serta kekayaannya mulai menarik penguasa dan kekuatan lainnya.
Sebagaimana ditulis The Vintage News pada abad ke-18, penguasa Persia Nader Shah melancarkan invasi ke Delhi. Kehidupan yang tak terhitung jumlahnya hilang ketika orang-orang Nader menjarah kota untuk mendapatkan semua yang mereka dapat temukan, mengambil emas, permata, dan Tahkta Peacock yang tak ternilai.
Nader secara khusus melepaskan berlian Kohinoor dari singgasana untuk mengenakan di lengannya. Berlian dibawa keluar dari India dan ke wilayah yang yang akhirnya menjadi Afghanistan saat ini, melewati antara berbagai penguasa pada saat konflik di Asia Tengah.
Pada saat kekacauan dan ketidakpastian inilah koloni Inggris mulai mengeksploitasi situasi untuk mendapatkan kendali atas India dan wilayah tetangga.
Inggris Menginginkannya
Pada awal 1800-an, British East India Company mulai memperluas pengaruhnya. Inggris tahu tentang keberadaan Kohinoor dan berencana untuk mengklaimnya sebagai milik mereka. Pada tahun 1813, berlian itu kembali ke India dengan jatuh ke tangan seorang penguasa Sikh bernama Ranjit Singh.
Jika pemilik Koh-i-Noor sebelumnya menghargai permata tersebut karena nilai uang dan keindahannya, bagi Singh berlian memiliki makna spiritual dan kuat, dan selanjutnya menjadi lebih diinginkan oleh Inggris.
Dengan memiliki permata yang dipandang sebagai perwujudan rakyat dan negara India, pasukan kolonial benar-benar dapat membuktikan dominasi mereka.
- Tak Sekadar Buang Duit, Sederet Hobi Ini Bisa Jadi Investasi Unik
- 8 Cara Siapkan Isi Dompet Kamu untuk Hadapi Resesi
- Kecanggihan Peradaban Mesir Kuno, Ini Cara Piramida Giza Dibangun
Ketika Singh meninggal pada tahun 1839, dorongan Inggris untuk mengklaim Koh-i-Noor semakin meningkat. Namun, mereka harus menunggu sampai 1849 untuk akhirnya mendapatkannya.
Pada waktu itu, setelah periode yang penuh gejolak bagi India, individu berikutnya yang naik tahta adalah seorang bocah lelaki berusia 10 tahun bernama Duleep Singh. Inggris memasukkan ibu Duleep ke penjara dan memaksanya menandatangani dokumen untuk menyerahkan Koh-i-Noor dan melepaskan klaimnya atas kekuasaan.
Kemudian, untuk pertama kalinya, berlian meninggalkan benua dan ditempatkan di tangan Ratu Victoria. Berlian itu dipajang untuk publik Inggris pada tahun 1851, tetapi orang-orang sebenarnya kecewa dengan penampilannya, setelah mendengar dan membaca begitu banyak kisah betapa indah dan kuatnya berlian itu.
Tak lama setelah ini, suami Ratu Victoria, Pangeran Albert, memutuskan untuk memotong berlian dan memoles sekali lagi, membuatnya lebih bersinar tetapi juga mengurangi ukurannya. Ratu Victoria kemudian memakai berlian sebagai bros selama beberapa tahun, dan itu akhirnya menjadi bagian dari Mahkota.
Saat ini, berlian disimpan dengan perhiasan lain di Menara London dan diambil serta ditampilkan untuk acara-acara khusus.
B eberapa sejarawan dan pakar termasuk di Inggris sebenarnya telah bertanya apakah berlian itu benar-benar milik Inggris.
Sejarah telah melihat banyak kasus barang-barang berharga, pusaka, karya seni, dan harta lainnya yang diambil pada saat konflik, tetapi kemudian kembali ke pemiliknya yang sah. Tetapi tampaknya tidak ada keinginan atau rasa kewajiban dari pihak Keluarga Kerajaan Inggris untuk mengembalikan berlian ke India.