Suasana karyawati dan nasabah di kantor cabang Bank BCA, Gandaria City, Jakarta, Kamis, 16 Desember 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Komentar Bank BCA (BBCA) Usai Sahamnya Capai Titik Terendah Tahun Ini

  • Sepanjang tahun ini, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah turun 4,26%, menandai titik terendah sejak akhir Desember 2023.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masuk ke titik terendah pada periode berjalan tahun ini di level Rp9.000 per saham. Padahal, saham dengan market cap terbesar kedua di Bursa Efek Indonesia ini sempat menyentuh titik tertinggi sepanjang masa sebesar Rp10.400 per saham, pada 14 Maret 2024 lalu.  

Data RTI Business, pada perdagangan Kamis, 30 Mei 2024, nilai emiten BBCA ditutup dengan pelemahan 1,64% ke level Rp9.000 per saham. Artinya, sepanjang tahun ini, saham Bank BCA telah turun 4,26%, menandai titik terendah sejak akhir Desember 2023.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility Bank BCA, Hera F. Haryn mengungkapkan bahwa pada dasarnya pergerakan harga saham berkorelasi dengan mekanisme pasar. “Kami juga akan senantiasa mengamati dinamika yang terjadi di pasar,” jelasnya menanggapi pertanyaan TrenAsia dikutip Jumat, 31 Mei 2024.  

Hera menegaskan bahwa ke depan, Bank BCA akan berupaya menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas secara berkelanjutan serta mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perseroan telah menyalurkan total kredit sebesar Rp835,7 triliun atau naik 17,1% secara tahunan.  

Performa kredit itu didukung oleh perbaikan konsumsi masyarakat. Paramater tersebut terlihat dari kredit konsumer Bank BCA yang melenting 14,9% secara tahunan menjadi Rp201,6 triliun pada kuartal I-2024. 

Kenaikan kredit konsumer ditopang oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang melesat 11,0% secara tahunan menjadi Rp121,7 triliun, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 22,2% secara tahunan menjadi Rp59,8 triliun, dan peningkatan outstanding pinjaman konsumer lainnya mencapai Rp17,1 triliun.

Pertumbuhan kredit Bank BCA juga diiringi dengan perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I-2024, turun dari 9,8% pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di angka 1,9%.

Rekomendasi Saham BBCA

Kembali ke lantai bursa, pada perdagangan, Jumat, 31 Mei 2024, pukul 11:10 WIB, nilai emiten BBCA perlahan menunjukkan penguatan 1,67% ke level Rp9.150 per saham. Dari sisi variasi harga saham ini bergerak di level Rp9.050-9.200 per saham. 

Selama sesi perdangangan berjalan, frekuensi saham BBCA berada di angka 12.200 dengan volume perdagangan mencapai 48,69 juta lembar saham. Sementara itu, nilai transaksi saham ini mencapai level Rp449,89 miliar. 

Namun, mengacu data perdagangan kemarin, BBCA berada di posisi puncak daftar saham yang dilepas oleh investor asing atau net sell dengan total transaksi sebesar Rp476,8 miliar. Bahkan, sepanjang perdagangan 20 hari terakhir, aksi jual bersih asing terhadap saham ini bernilai jumbo, yakni Rp2,3 triliun. 

Akan tetapi, pelemahan saham yang dialami Bank BCA juga dirasakan perbankan jumbo lainnya, utamanya pasca Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 21-22 Mei 2024. Hal ini juga terlihat dari performa nilai BBCA yang melemah di atas 7% sepanjang satu minggu terakhir.

Analis dari Mirae Asset Sekuritas melihat keputusan Bank Indonesia dalam mempertahankan tingkat suku bunga di level 6,25% didasari atas keyakinan kuat bahwa capital inflow sudah mulai masuk, baik itu di pasar uang, pasar modal hingga di pasar obligasi.

Perusahaan efek itu memperkirakan berakhirnya era suku bunga tinggi akan dimulai pada semester II-2024. Hal ini seiring meredanya sentimen The Fed yang mempertahankan sikap hawkish terhadap prospek suku bunga. Mengacu faktor tersebut, Mirae memberikan rekomendasi saham BBCA dengan target harga Rp9.600-Rp10.650 per saham.