komet.jpg
Tekno

Komet Terbesar yang Pernah Tercatat Bergerak Mendekati Bumi

  • Komet Bernardinelli-Bernstein yang pertama diidentifikasi pada tahun 2021 secara resmi merupakan komet terbesar yang pernah diamati.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Komet Bernardinelli-Bernstein yang pertama diidentifikasi pada tahun 2021 secara resmi merupakan komet terbesar yang pernah diamati.

Rekor baru, yang dilaporkan di situs  arXiv dan sekarang diterima untuk diterbitkan di jurnal Astronomy and Astrophysics Letters. Bernardinelli-Bernstein mengalahkan komet Hale-Bopp yang sebelumnya ada di posisi teratas. 

Hale-Bopp ditemukan pada tahun 1995 dan terlihat dengan mata telanjang pada tahun 1996. Komet itu memiliki ukuran sekitar 74 kilometer. Sedangkan Bernardinelli-Bernstein, juga dikenal sebagai komet 2014 UN271, kini telah dihitung menjadi sekitar  137 km.

Sebagaimana ditulis Live Science Jumat 11 Februari 2022, nama Bernardinelli-Bernstein sendiri diambil dari nama penemunya. Keduanya adalah  ahli kosmologi Universitas Pennsylvania Gary Bernstein dan sarjana postdoctoral Universitas Washington Pedro Bernardinelli. Mereka  pertama kali melihat komet dalam kumpulan data Dark Energy Survey. 

Gambar-gambar yang menunjukkan komet tersebut berasal dari tahun 2014, itulah sebabnya tahun tersebut masuk dalam penunjukan ilmiah resmi komet. Bernardinelli dan Berstein memperhatikan titik kecil bergerak saat mereka mempelajari gambar dari tahun-tahun berikutnya.

Pada saat itu, komet itu terlalu jauh bagi para peneliti untuk mendapatkan ukuran yang jelas, meskipun mereka dapat mengatakan bahwa itu mungkin cukup besar. Komet itu berasal dari Awan Oort, awan bongkahan es dan batu yang melayang di tepi tata surya. Orbitnya sejauh satu tahun cahaya dari matahari  dan membutuhkan waktu 5,5 juta tahun untuk menyelesaikannya.

Komet saat ini sedang menuju ke bagian dalam tata surya. Komet akan mendekati Bumi pada tahun 2031, meskipun tidak terlalu dekat.  Komet akan tetap berada di luar orbit Saturnus

Penelitian baru ini dipimpin oleh Emmanuel Lellouch, seorang astronom di Observatoire de Paris, dan menggunakan data dari Atacama Large Millimeter Array di Amerika Selatan, yang diambil pada Agustus 2021 ketika komet itu berjarak 19,6 AU.  Satu AU adalah jarak antara Bumi dan matahari dan diterjemahkan menjadi sekitar  150 juta kilometer. 

Para peneliti mempelajari radiasi gelombang mikro yang berasal dari komet. Dari panjang gelombang cahaya yang dipantulkan ini, tim dapat menyimpulkan ukuran komet.  

Menurut para ahli sangat penting untuk mendapatkan pengukuran saat komet masih sangat jauh karena Bernardinelli-Bernstein kemungkinan akan menyusut secara signifikan pada saat mendekati Bumi. Saat komet semakin dekat dengan matahari, ekor debu dan gasnya akan mengembang dan tubuh utamanya akan mencair serta menyusut.

Komet itu tidak akan terlihat dengan mata telanjang, tetapi para ilmuwan berharap untuk belajar banyak tentang objek Awan Oort dari pengunjung ini. Teleskop besar seperti Atacama Array akan memungkinkan  ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang komposisi kimia komet saat melintas. Mereka juga bisa  mengetahui lebih banyak tentang suhu, putaran, dan bentuk komet.