Kominfo Jamin Data Aplikasi PeduliLindungi Tidak Bocor
JAKARTA-Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan tidak ada data yang bocor dari aplikasi PeduliLindungi, menyusul informasi mengenai dugaan data COVID-19 diretas dan dijual di situs gelap. “Setelah dilakukan asesmen dan evaluasi keamanan secara menyeluruh, PeduliLindungi aman dan tidak ada kebocoran data,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, dalam pesan singkat kepada Antara Minggu 21 […]
JAKARTA-Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan tidak ada data yang bocor dari aplikasi PeduliLindungi, menyusul informasi mengenai dugaan data COVID-19 diretas dan dijual di situs gelap.
“Setelah dilakukan asesmen dan evaluasi keamanan secara menyeluruh, PeduliLindungi aman dan tidak ada kebocoran data,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, dalam pesan singkat kepada Antara Minggu 21 Juni 2020. Dia menambahkan hasil pemeriksaan tersebut tidak untuk dipublikasikan.
Kementerian Kominfo melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara untuk menelusuri dugaan kebocoran data COVID-19 Indonesia. BSSN, seperti dinyatakan Menteri Johnny, juga menyatakan tidak ada data yang bocor. “Keamanan data COVID-19 akan terus dijaga dan keamanan sistem juga terus ditingkatkan,” kata Johnny.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Kominfo mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan “unethical hacking”, meretas untuk mencuri data misalnya, karena merupakan pelanggaran hukum, baik di Indonesia maupun negara lainnya. Menteri Johnny yakin jika kepolisian tidak akan mentoleransi kejahatan di ruang siber.
Sebelumnya, peretas menjual data COVID-19 Indonesia di situs pasar gelap RaidForums, dan mengaku mengantongi sejumlah data sensitif dari pasien COVID-19 di Indonesia.
Lewat fitur spoiler di situs tersebut, data yang diambil antara lain berupa nama, alamat tinggal, tanggal pelaporan, jenis kelamin, status pasien hingga riwayat keluhan penyakit.
Peretas mengklaim data tersebut diambil saat pembobolan pada 20 Mei lalu, berjumlah 230.000 data dalam format MySQL.