Kawasan proyek SGAR di Kalimantan Barat. (Mind ID)
Energi

Komitmen Industrialisasi, Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit SGAR

  • Jokowi meresmikan injeksi bauksit perdana di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina yang berlokasi di Kalimantan Barat. Acara ini menandai tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk mendorong industrialisasi di Indonesia.

Energi

Ilyas Maulana Firdaus

JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen pemerintah dalam pengembangan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) sebagai strategi utama untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing ekonomi nasional.

Jokowi menyatakan bahwa hilirisasi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Kebijakan hilirisasi, menurut Presiden, merupakan langkah penting dalam rangka memanfaatkan potensi SDA Indonesia secara optimal. Selama ini, banyak komoditas yang diekspor dalam bentuk bahan mentah, sehingga nilai tambahnya tidak dirasakan oleh masyarakat. 

Dengan mendorong hilirisasi, pemerintah berharap proses pengolahan dan industri dapat dilakukan di dalam negeri, menciptakan peluang usaha dan meningkatkan pendapatan lokal.

Pada waktu yang sama, Jokowi meresmikan injeksi bauksit perdana di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina yang berlokasi di Kalimantan Barat. Acara ini menandai tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk mendorong industrialisasi di Indonesia. Ia menekankan bahwa proyek ini tidak hanya akan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.

"Semua ini bisa diselesaikan satu per satu. Kemarin, smelter di Sumbawa yang dikelola PT Amman sudah selesai, begitu juga dengan smelter Freeport. Fase 1 smelter bauksit SGAR juga telah rampung, dan kita berharap tidak akan mengekspor bahan mentah lagi. Semua akan diolah di dalam negeri agar nilai tambah dan peluang kerja dapat dirasakan di sini," ujarnya, Selasa 24 September 2024.

Dalam paparannya, Presiden ke-7 RI itu menegaskan bahwa hilirisasi akan difokuskan pada berbagai sektor, termasuk pertambangan, perkebunan, dan kelautan. Misalnya, industri pengolahan nikel yang sedang berkembang pesat di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan produk bernilai tinggi, seperti baterai untuk kendaraan listrik. 

Hal ini sejalan dengan tren global yang mengarah pada penggunaan energi terbarukan dan kendaraan ramah lingkungan. Dengan dioperasikannya injeksi bauksit ini, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor alumina. 

Presiden menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki negara. "Kita ingin semua bahan mentah diolah di dalam negeri, sehingga nilai tambah dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat," ucapnya.

Proyek SGAR merupakan salah satu dari sekian banyak langkah hilirisasi yang diambil pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Dengan pengolahan bauksit menjadi alumina, Indonesia dapat bersaing di pasar global dan memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen alumina terkemuka. 

Selain itu, Jokowi menggarisbawahi pentingnya inovasi dan investasi dalam sektor ini untuk mencapai target pembangunan yang lebih ambisius. Dalam acara tersebut, Presiden juga mengajak para pelaku industri dan investor untuk berkolaborasi dalam pengembangan sektor pengolahan. 

Ia berharap, dengan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, proyek-proyek serupa dapat terus berkembang di berbagai daerah, membawa dampak positif bagi perekonomian nasional.

Keberhasilan injeksi bauksit perdana ini diharapkan menjadi model bagi proyek-proyek hilirisasi lainnya, sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai kemandirian industri dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Jokowi menegaskan transformasi ekonomi melalui hilirisasi adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.