GoTo
Nasional

Komitmen Tiga Nol Jadi Fokus GoTo Terapkan ESG

  • Komitmen Tiga Nol (Three Zeros) menjadi fokus PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dalam menerapkan environment, social, governance (ESG) di lingkungan perusahaan.
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Komitmen Tiga Nol (Three Zeros) menjadi fokus PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dalam menerapkan environment, social, governance (ESG) di lingkungan perusahaan. Tiga Nol tersebut adalah Nol Emisi Karbon (Zero Emissions), Nol Sampah (Zero Waste), dan Nol Hambatan (Zero Barriers).

Presiden Direktur GOTO, Andre Soelistyo mengungkapkan, mencapai target Tiga Nol menjadi fokus bagi seluruh karyawan untuk memberikan upaya terbaik dalam segala hal yang perusahaan lakukan.

"Tekad kami ialah melakukan segala upaya untuk mendekarbonisasi kegiatan operasional dan ekosistem kami yang lebih luas," kata Andre dalam laporan berkelanjutan 2021 perseroan, dikutip Jumat, 30 September 2022.

Andre melanjutkan, selain mendekarbonisasi, pihaknya juga ingin terus membangun platform yang sifatnya sirkular, dan berinvestasi dalam pengembangan karyawan serta mitra untuk menjadi perusahaan dan ekosistem yang benar-benar inklusif.

Selain itu, Andre menambahkan sebagai bagian dari pendekatan terhadap sustainability, GOTO telah berkomitmen untuk mencapai Tiga Nol (Three Zeros) pada tahun 2030 mendatang.

Tiga Nol tersebut adalah Nol Emisi Karbon (Zero Emissions), Nol Sampah (Zero Waste), dan Nol Hambatan (Zero Barriers).

Ketiga hal tersebut masing-masing mencakup masalah pokok ESG yang diidentifikasi oleh para pemangku kepentingan sebagai masalah paling mendesak dimana GOTO dapat memberikan dampak paling besar.

Aspek Lingkungan

Dalam Nol Emisi Karbon, GOTO berfokus pada evaluasi dampak lingkungan dari ekosistem perusahaan. Dengan mengidentifikasi baseline melalui penghitungan karbon yang komprehensif untuk emisi cakupan 1, 2 dan 3, serta transisi ke kendaraan bertenaga listrik.

"Lalu Nol Sampah, kami berfokus pada pengurangan dan pemrosesan sampah atau limbah dari kegiatan operasional dan ekosistem kami sendiri," sambung Andre.

Ia melanjutkan, melalui kolaborasi dengan penyedia solusi di sisi hulu ke hilir, perusahaan berupaya untuk mempercepat proses pemanfaatan kembali (reprocessing), daur ulang (recycle), dan pengolahan limbah, dimulai dengan plastik sekali pakai.

Kemudian, Nol Hambatan. Perusahaan berfokus pada pengurangan hambatan pertumbuhan sosial ekonomi mitra pengemudi dan pedagang di ekosistem GOTO.

Perusahaan memulainya dengan membangun ketahanan mitra agar siap menghadapi masa-masa sulit yang tidak pasti, melalui diversifikasi peluang penghasilan, maupun berbagai pelatihan untuk peningkatan kapasitas.

Sebagai perusahaan yang memfasilitasi transportasi dan mobilitas orang dan barang setiap hari, salah satu masalah lingkungan paling penting bagi ekosistem perusahaan adalah emisi gas rumah kaca (GRK).

"Kami mengevaluasi jejak emisi kami secara holistik, dengan terus menilai dan berinvestasi agar kami dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil," pungkas Andre.

Andre menambahkan perusahaan menghitung dan mengelola inventarisasi emisi sesuai dengan Protokol Gas Rumah Kaca, menghitung total emisi GRK yang berkaitan dengan kegiatan operasional langsung dan tidak langsung.

Selain itu, GOTO lengkapi juga dengan berbagai instrumen seperti inventaris yang akurat, transparan, dan diperbarui secara berkala.

Lebih lanjut, perusahaan dapat menghitung dampak yang ditimbulkan oleh ekosistem GOTO terhadap iklim dan nantinya mengembangkan strategi pengurangan emisi yang sesuai untuk mencapai target GOTO yaitu Nol Emisi pada tahun 2030.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mewujudkan Nol Emisi yaitu pengurangan (reduce) dan penyerapan karbon (offset)

Pengurangan (reduce) adalah menghindari emisi dengan meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan di kantor perusahaan dan mempercepat adopsi kendaraan listrik (electric vehicle) bagi mitra pengemudi di semua negara tempat GOTO beroperasi.

Penyerapan karbon (offset), untuk emisi yang tidak dapat perusahaan hindari atau kurangi, GOTO menyerapnya sembari terus meningkatkan upaya dekarbonisasi.

Sumber: Laporan Berkelanjutan GOTO

Kemudian, sebagai salah satu bagian penting dari strategi pengurangan emisi GOTO adalah melakukan transisi penuh di ekosistem transportasi dengan beralih ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pada tahun 2030.

"Memulai di Indonesia, negara dengan salah satu penggunaan sepeda motor tertinggi di dunia, kami memulai perjalanan ini dengan fokus kepada motor listrik," tambah Andre.

Andre menambahkan sejauh ini GOTO telah berkolaborasi dengan beberapa pemain kunci dalam rantai nilai EV yaitu Gogoro, Gesits, Mitsubishi Motors, Santomo, Pertamina, dan TBS Energi Utama (TBS). Hasil awal yang diperoleh menjadi informasi utama untuk mendukung transisi ekosistem GOTO ke kendaraan listrik.

Selain itu, pada tahun 2021 melalui kerja sama dengan PT Karya Baru TBS, entitas anak PT TBS Energi Utama Tbk, GOTO membentuk perusahaan joint venture (JV) bernama PT Energi Kreasi Bersama (atau disebut juga dengan Electrum) untuk mempercepat pengadopsian EV di Indonesia.

Electrum telah membeli 500 unit EV roda dua dan membangun berbagai infrastruktur penukaran baterai untuk EV di Jakarta Selatan melalui kerja sama dengan Pertamina.

"GOTO juga saat ini sedang gencar mempromosikan penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik kantor dan gudang, dengan tujuan beralih ke 100% energi terbarukan dalam beberapa tahun ke depan," ucap Andre.

Andre melanjutkan bahwa per Januari 2022, GOTO telah membeli 361 Sertifikat Energi Terbarukan (Renewable Energy Certificate/REC) dari Perusahaan Listrik  Negara (PLN), ini setara dengan konsumsi listrik sebesar 361.000 kWh.

Lebih lanjut, Andre menyampaikan jumlah REC akan terus bertambah untuk membantu menyerap (offset) sebagian jejak karbon perusahaan dan meningkatkan kontribusi GOTO dalam proyek energi terbarukan.

Selain itu layanan on-demand dan e-commerce Grup GOTO mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, serta mampu memproses jutaan pesanan di seluruh platform Tokopedia dan Gojek setiap harinya.

Walaupun hal ini merupakan berita baik dari segi pertumbuhan dan permintaan, kami juga menyadari bahwa volume tinggi pesanan e-commerce dan pemesanan makanan melalui platform kami setiap harinya berkontribusi terhadap peningkatan sampah/limbah.

Untuk menangani hal ini, GOTO pertama kalinya melakukan penghitungan sampah/limbah di seluruh ekosistem pada tahun 2021.

Walau sebagian besar dilakukan dengan metode ekstrapolasi (mengingat jaringan pedagang GOTO yang terdesentralisasi), ini adalah langkah penting untuk mengetahui baseline terkait komposisi dan sumber sampah/limbah yang dihasilkan oleh perusahaan dan seluruh ekosistem perusahaan.

"Setelah itu, kami dapat menentukan cara terbaik bagi perusahaan untuk menghasilkan dampak terbesar dalam mencapai target Nol Sampah pada tahun 2030," ucap Andre.

Andre melanjutkan untuk menghitung total sampah/limbah yang dihasilkan, GOTO mengelompokkan sampah/limbah ke dalam tiga kategori utama yaitu:

- Sampah/limbah yang dihasilkan di kantor GOTO 
- Sampah/limbah yang dihasilkan sebagai bagian dari layanan on-demand, dan 
- Sampah/limbah yang dihasilkan dari gudang

Sumber: Laporan Berkelanjutan GOTO

Dengan informasi yang jelas tentang jejak limbah, GOTO dapat mengembangkan strategi pengelolaan limbah yang efektif melalui dua pendekatan.

Pertama, pengurangan (reduce) - mengurangi penggunaan produk sekali pakai dan limbah di seluruh rantai nilai, baik dalam proses pengemasan, pengiriman, atau pengoperasian

Kedua, pemanfaatan kembali (reuse) dan penggunaan kembali (repurpose) - pemanfaatan kembali (reuse) dan penggunaan kembali (repurpose) material secara maksimal dan memastikan bahwa sampah/limbah sudah diolah dengan tepat untuk sebisa mungkin mengurangi volume sampah/limbah yang diangkut ke TPA.

Aspek Sosial dan Tata Kelola

Sementara itu, selaras dengan komitmen Nol Hambatan, perusahaan berupaya untuk membangun organisasi dan ekosistem yang memastikan bahwa semua pihak didukung, aman, dilibatkan, dan dihargai, terlepas dari status mereka.

"Oleh karena itu, kami menerapkan standar keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang relevan di dalam perusahaan dan untuk ekosistem kami," tambah Andre.

Andre melanjutkkan bahwa hal itu bertujuan agar semua pemangku kepentingan-internal dan eksternal- merasa bahwa perspektif mereka dihargai dan bahwa mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi masa depan perusahaan.

Lebih lanjut, Andre menyampaikan bahwa GOTO sudah menandatangani United Nations Women's Empowerment Principles (UN WEP), yang bertujuan untuk mendorong kesetaraan gender di tempat kerja, marketplace, dan komunitas.

GOTO telah mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam proses dan program perusahaan jika diperlukan, khususnya yang berkaitan dengan cara GOTO mewujudkan kesetaraan gender dalam perusahaan.

Sumber: Laporan Berkelanjutan GOTO

Sementara itu, President GoTo, Patrick Cao mengungkapkan, sustainability menjadi bagian penting dari tujuan dan misi perusahaan.

"Ini bukanlah upaya yang dapat kami lakukan sendirian. Sebaliknya, banyak pihak di seluruh perusahaan dan ekosistem kami telah memberikan waktu, energi, dan sumber daya untuk membantu kami meningkatkan kinerja," kata Patrick Cao dalam laporan berkelanjutan GOTO.

Ia menambahkan bahwa poin tersebut adalah supaya terus menciptakan manfaat bagi para pemangku kepentingan, mencapai misi untuk mendorong kemajuan, dan mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih bersih, dan lebih adil untuk semua.