<p>Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Komoditas Emas Kerek Penjualan Antam (ANTM) ke Level Rp23,18 Triliun

  • Diketahui peningkatan penjualan Antam pada semester I-2024, didorong oleh peningkatan penjualan dari komoditas emas yang melonjak 41,47% secara tahunan ke level Rp18,82 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten tambang plat merah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mencatatkan kinerja positif sepanjang paruh pertama tahun ini dengan peningkatan penjualan yang signifikan. Hal ini didukung oleh penjualan komoditas emas yang melambung 41,57% secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan interim yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 29 Juli 2024, emiten berkode saham ANTM sukses mencatatkan penjualan sebesar Rp23,18 triliun, yang menandakan kenaikan 7,05% secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp21,66 triliun. 

Diketahui penjualan Antam pada semester I-2024, yang melesat ini didorong oleh peningkatan penjualan dari komoditas emas yang melonjak 41,47% secara tahunan ke level Rp18,82 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp13,30 triliun. 

Selain penjualan emas, Antam juga mencatatkan kenaikan penjualan dari komoditas alumina ke level Rp724,94 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp637,22 miliar. Namun, perusahaan plat merah ini tidak mencatatkan penjualan bijih bauksit pada paruh pertama tahun ini, dibandingkan periode sama tahun lalu, yaitu Rp143,510 miliar. 

Tidak hanya itu, pada paruh pertama tahun ini ANTM juga harus mencatatkan penurunan penjualan dari komoditas perak ke level Rp34,80 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp49,37 miliar. Selain itu, segmen pemurnian logam mulia dan jasa lainnya perseroan juga harus menyusut ke level Rp98,18 miliar. 

Sementara itu, komoditas Antam yang mengalami penurunan penjualan terbesar adalah bijih nikel dan feronikel. Penjualan bijih nikel turun menjadi Rp1,95 triliun, berkurang dari Rp4,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun penjualan dari feronikel pada paruh pertama tahun ini juga turun juga lumayan banyak ke level Rp1,54 triliun. Padahal, pada semester I-2023, penjualan segmen ini mampu menembus level Rp2,54 triliun. 

Seiring dengan peningkatan penjualan, beban pokok ANTM juga meningkat menjadi Rp21,18 triliun, naik 21,61% dibandingkan periode semester I-2023 yang tercatat sebesar Rp12,42 triliun. Akibatnya, laba kotor turun 52,75% menjadi Rp2 triliun, sementara pada periode yang sama tahun lalu laba kotor ANTM mencapai Rp4,24 triliun.

Setelah memperhitungkan beban dan pos lainnya, ANTM mencatatkan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp1,55 triliun, turun 17,95% dibandingkan periode semester I-2023 yang sebesar Rp1,88 triliun.

Alhasil, laba bersih per saham Antam berkurang ke level Rp64,52 per saham dibandingkan periode sama tahun sebesar Rp78,64 per saham. Namun, ANTM berhasil memperoleh laba dari selisih kurs sebesar Rp576 miliar, penghasilan lain-lain sebesar Rp70,51 miliar, dan penghasilan keuangan sebesar Rp277,95 miliar.

Neraca Keuangan

Dari sudut pandang neraca keuangan, total aset ANTM pada paruh pertama tahun ini berkurang lumayan banyak ke level Rp39,18 triliun dibandingkan posisi akhir tahun tahun lalu, yang mencatatkan total aset sebesar Rp42,85 triliun. 

Penurunan aset tergambar dari berkurangnya aset lancar perseroan ke level Rp15,29 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu, yaitu sebesar Rp20,06 triliun. Penurunan terbesar ada di pos aset keuangan lancar lainnya yang terdiri deposito berjangka itu, berkurang ke level Rp368,31 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp5,12 triliun. 

Sementara itu, jumlah aset tidak lancar perseroan cenderung naik tipis ke level Rp23,89 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp22,78 triliun. Adapun aset tidak lancar perseroan terbesar ada di pos aset tetap bersih di level Rp16,03 triliun.

Dari sisi liabilitas, Antam berhasil menguranginya ke level Rp9,49 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp11,68 triliun. Jika dirinci, liabilitas jangka pendek ANTM pada paruh pertama tahun ini berada di level Rp6,74 triliun saja, berkurang cukup banyak dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp8,57 triliun. 

Nah, porsi terbesar penurunan liabilitas jangka pendek atau kewajiban dalam satu tahun ke depan ANTM ini disumbang oleh beban akrual yang menyusut ke level Rp928,86 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp1,78 triliun. 

Hal yang sama juga terjadi pada liabilitas jangka panjang, di mana kewajiban perseroan lebih dari satu tahun ke depan susut ke level Rp2,74 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp3,10 triliun. Alhasil, ekuitas Antam pada paruh pertama tahun ini berada di angka Rp29,69 triliun. 

Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan hari ini pukul 10:51 WIB, saham ANTM langsung laris manis diburu investor dengan penguatan  1,93% ke level Rp1.320 per saham. Penguatan ini pun mengakhiri saham perseroan yang sepanjang pekan lalu mayoritas di tutup di zona merah.