Grab Utang Rp28 Triliun, Buat Bakar Uang Lagi?
SINGAPURA – Unicorn digital Grab telah mengumpulkan pinjaman terbesarnya, senilai US$2 miliar atau setara dengan Rp28 triliun, yang akan digunakan untuk meningkatkan likuiditas tunai. Dilansir dari Nikkei Asia, peningkatan likuiditas tunai dibutuhkan karena perusahaan yang berbasis di Singapura itu tengah menghadapi prospek persaingan digital yang memanas pasca-pandemi. Pendanaan tersebut merupakan pinjaman berjangka lima tahun dengan […]
Industri
SINGAPURA – Unicorn digital Grab telah mengumpulkan pinjaman terbesarnya, senilai US$2 miliar atau setara dengan Rp28 triliun, yang akan digunakan untuk meningkatkan likuiditas tunai.
Dilansir dari Nikkei Asia, peningkatan likuiditas tunai dibutuhkan karena perusahaan yang berbasis di Singapura itu tengah menghadapi prospek persaingan digital yang memanas pasca-pandemi.
Pendanaan tersebut merupakan pinjaman berjangka lima tahun dengan tingkat bunga 450 basis poin di atas LIBOR.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Hasil penjualan kemungkinan akan digunakan untuk layanan perusahaan yang sudah ada saat ini, seperti pengiriman makanan dan pemesanan kendaraan. Grab mengatakan akan terus memperkuat ekosistem super app-nya untuk mendukung kebutuhan harian konsumen di Asia Tenggara.
Sejak didirikan pada 2012, Grab telah mengumpulkan miliaran dolar terutama melalui ekuitas. Investor utama dalam putaran penggalangan dana sebelumnya adalah SoftBank Group, Toyota Motor, dan Microsoft.
Grab mengatakan pembiayaan pinjaman terbaru akan membantu memperluas sumber pembiayaan Grab dan membangun struktur permodalan jangka panjang yang terdiversifikasi.
Pendanaan terbaru datang ketika persaingan di antara start-up digital Asia Tenggara memanas di tengah percepatan digitalisasi akibat pandemi. Sebut saja, Sea, grup game online dan e-commerce yang berbasis di Singapura, sudah mengumpulkan hampir US$ 3 miliar dalam penawaran saham baru pada Desember 2020.
Dana itu digunakan untuk ekspansi, terutama di keuangan digital. Di area ini, Grab dan Sea akan berhadapan karena keduanya baru-baru ini memenangkan lisensi perbankan digital di Singapura.
Pesaing utama Grab, yakni Gojek, baru-baru ini juga mengumpulkan US$ 150 juta dari raksasa operator telekomunikasi Telkomsel. Gojek telah membicarakan potensi merger dengan Tokopedia, yang jika berhasil akan membentuk grup teknologi digital besar di Asia Tenggara.