<p>Kaviar, salah satu makanan termahal di dunia/ Sumber: departures.com</p>
Industri

Kondisi Mirip Perang, Industri Makanan Mewah Remuk

  • JAKARTA-Permintaan makanan mewah seperti daging wagyu, tuna bluefin, dan kaviar merosot di seluruh dunia, seiring dengan dalamnya tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Melansir Reuters, Jumat, 12 Juni 2020, penyedia layanan reservasi restoran bernama OpenTable menunjukkan adanya penurunan hampir 80% transaksi pemesanan restoran di Amerika Serikat, Meksiko, Inggris, Jerman, Kanada, Irlandia, dan Australia. “Kondisi tahun ini […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA-Permintaan makanan mewah seperti daging wagyu, tuna bluefin, dan kaviar merosot di seluruh dunia, seiring dengan dalamnya tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Melansir Reuters, Jumat, 12 Juni 2020, penyedia layanan reservasi restoran bernama OpenTable menunjukkan adanya penurunan hampir 80% transaksi pemesanan restoran di Amerika Serikat, Meksiko, Inggris, Jerman, Kanada, Irlandia, dan Australia.

“Kondisi tahun ini menyerupai perang,” kata Jean-Marie Barillere, wakil ketua produsen sampanye CIVC di Prancis.

Beberapa faktor penyebab remuknya industri ini adalah kebijakan lockdown di beberapa negara yang enggan mengkonsumsi makanan mahal, karena orang lebih memprioritaskan situasi krisis ekonomi dan kesehatan saat ini.

Selain itu, masyarakat dunia khawatir akan ketidakpastian finansial mereka selama wabah masih ada. Barillere menambahkan kini orang lebih memilih memesan makanan cepat saji daripada memesan makanan mewah yang berkelas.

Harga Jeblok

Rendahnya permintaan komoditas bahan baku pembuatan makanan mewah membuat harga sejumlah item anjlok. Tercatat, harga daging wagyu kualitas premium susut 30% di Jepang, bahkan harga tuna bluefin merosot hingga 40%.

Di Rusia, harga kaviar juga telah didiskon hingga 30% untuk caviar jenis Beluga Hybrid. Musim semi dan musim panas adalah musim terendah dalam penjualan kaviar, meski begitu, jika dibandingkan dengan periode musim yang sama dengan tahun lalu, penjualan caviar turun hingga 50%.

Di Prancis, harga kaviar mencapai posisi terendah sepanjang sejarah, penjualan sampanye anjlok, sementara produsen foie gras harus memangkas produksi demi efisiensi.

Cifog, produsen foie gras, mengatakan restoran menyumbang 40% dari total penjualan foie gras. Biasanya Cifog dapat memproduksi dua ton foie gras per tahun di Prancis.

Untuk menutupi serapan restoran yang hilang, para produsen makanan mewah berusaha menjangkau konsumennya dengan berjualan secara daring (online) dan berbagai jaringan ritel.

Namun, beberapa perusahaan distributor menyebut penjualan ke swalayan jauh tidak menguntungkan dibanding menjual ke restoran kelas atas.