Suriah
Dunia

Kondisi Perang, Bashar Al Assad Naikkan Gaji PNS 50 Persen

  • Kenaikan tersebut mencakup peningkatan gaji dan upah tetap sebesar 50 persen bagi personel sipil dan militer, termasuk pekerja tetap, sementara, dan musiman.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

DAMASKUS - Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengumumkan keputusan mengejutkan dengan mengeluarkan dekrit yang memberlakukan kenaikan gaji sebesar 50 persen bagi warga sipil, personel militer, dan pensiunan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang semakin memburuk di tengah konflik yang berkepanjangan.

Keputusan tersebut diumumkan melalui kantor berita negara. Kenaikan tersebut mencakup peningkatan gaji dan upah tetap sebesar 50 persen bagi personel sipil dan militer, termasuk pekerja tetap, sementara, dan musiman. Pensiunan yang dilindungi oleh undang-undang juga akan menerima kenaikan pensiun sebesar 50 persen.

Dilansir dari Xinhua, Selasa, 6 Januari 2024, kenaikan gaji ini merupakan keputusan ke-10 sejak dimulainya perang saudara di Suriah pada tahun 2011, dan menjadi salah satu langkah yang diambil dalam upaya meredam ketegangan ekonomi yang semakin meningkat di negara tersebut. 

Sebelum penyesuaian ini, gaji bulanan pegawai negeri hanya berkisar antara US$ 20 hingga US$40 dolar, yang mencerminkan fluktuasi nilai pound Suriah. Penyesuaian ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak kenaikan inflasi terhadap penduduk, yang telah dirasakan keras oleh masyarakat.

Meskipun langkah ini memberikan sedikit bantuan langsung bagi warga Suriah, tantangan ekonomi yang dihadapi negara tersebut tidak bisa diabaikan. Kenaikan dua kali lipat harga paket roti bersubsidi yang diumumkan oleh Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Perlindungan Konsumen pada hari yang sama dengan penyesuaian gaji menyoroti kompleksitas tantangan ekonomi yang dihadapi Suriah. 

Meskipun langkah-langkah seperti peningkatan gaji pegawai negeri bertujuan untuk memberikan sedikit bantuan kepada masyarakat, kenaikan harga roti bersubsidi dan bahan bakar menunjukkan tekanan inflasi dan keterbatasan pasokan masih merupakan masalah yang serius.

Kenaikan harga roti bersubsidi berpotensi memberikan dampak negatif yang lebih besar bagi warga yang bergantung pada subsidi tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. 

Selain itu, peningkatan harga bahan bakar juga dapat meningkatkan biaya produksi dan distribusi, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan lonjakan harga barang-barang lainnya.

Dengan demikian, sementara langkah-langkah seperti penyesuaian gaji dapat memberikan sedikit bantuan, tetapi tantangan ekonomi yang beragam dan kompleks di Suriah memerlukan pendekatan yang lebih holistik dan terpadu.

Sejumlah faktor seperti kehancuran industri akibat perang, korupsi, sanksi Barat, dampak gempa bumi bulan Februari lalu, penguasaan wilayah kaya minyak oleh pasukan AS dan milisi sekutu, serta migrasi pekerja terampil yang terus berlanjut, sangat berkontribusi pada memburuknya krisis ekonomi di Suriah.