Konflik Israel-Palestina, Indonesia Diminta Kirim Pasukan Perdamaian
- Para buruh yang tergabung dalam Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) kembali menggelar aksi unjuk rasa. Berbeda dengan unjuk rasa sebelumnya yang menuntut kenaikan upah dan mencabut omnibus law, kali ini buruh menyuarakan penghentian perang Palestina dan Israel.
Nasional
JAKARTA - Para buruh yang tergabung dalam Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) kembali menggelar aksi unjuk rasa. Berbeda dengan unjuk rasa sebelumnya yang menuntut kenaikan upah dan mencabut omnibus law, kali ini buruh menyuarakan penghentian perang Palestina dan Israel.
Mereka juga meminta peran aktif pemerintah Indonesia terkait konflik itu dalam aksi tersebut. “Pemerintah Indonesia harus aktif. Pemerintah Indonesia harus mengecam perang,” ujar Ketua Partai Buruh, Said Iqbal dalam aksi, Selasa 10 Oktober 2023.
Dalam orasinya ia meminta pemerintah harus terlibat aktif dengan mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah konflik itu. “Pemerintah harus berperan aktif ikut terlibat dalam pengerahan pasukan perdamaian,” ujarnya.
Unjuk rasa tersebut digelar di beberapa lokasi seperti Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) dan gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jakarta. Dalam demo di Kedubes AS, mereka meminta pemerintah AS menghentikan pengiriman serdadu beserta peralatan perang ke Israel.
- Deretan Perkembangan Kasus Eks Mentan Selama 2 Pekan
- Green Hydrogen Plant Pertama Indonesia Hasilkan 51 Ton per Tahun.
- Proyek Jaringan Listrik Sumatera-Jawa jadi Prioritas Pendanaan JETP
Mereka juga menolak kedatangan para serdadu tersebut di Israel. Adapun dalam aksinya di Gedung PBB, mereka meminta kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk menggelar sidang dewan keamanan untuk menghentikan perang.
Sebelumnya Hamas melakukan serangan terhadap Israel pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menjadi pelanggaran terburuk dalam pertahanan Israel sejak tentara Arab mengobarkan perang pada tahun 1973. Hamas dinilai melakukan tipu muslihat selama dua tahun dengan meyakinkan Israel bahwa mereka tidak ingin berperang.
Hamas melakukan serangan tidak terduga tersebut dengan menggunakan bulldozer, glider, dan sepeda motor untuk menghadapi Isarel, negara dengan pasukan terkuat di wilayah Timur Tengah. Israel mengaku terkejut oleh serangan yang diatur sedemikian rupa sehingga bersamaan dengan Sabat Yahudi dan hari libur agama.
- Menilik Taktik Intelijen Hamas dalam Serangan Kejutan ke Israel
- Kisah Sukses Aditya Caesarico, Owner Sepatu Lokal yang Mendunia Aerostreet
- Potensi Kripto ETH Oktober 2023 Seiring Maraknya Peluncuran ETF EThereum Futures
Pejuang Hamas menyerbu kota-kota Israel, menewaskan 700 warga Israel dan menculik puluhan orang. Sejak saat itu, Israel telah membunuh lebih dari 400 warga Palestina sebagai pembalasan di Gaza.
Atas serangan tersebut, Israel kemudian secara resmi menyatakan negara dalam perang pada Minggu 8 Oktober 2023. Status yang terakhir diberlakukan pada 1967. Keputusan untuk memberlakukan Pasal 40 tersebut diambil setelah serangan Hamas terus meluas dan tingginya korban. Dengan keputusan itu Israel juga berencana untuk menarik 100.000 pasukan cadangan mereka.