logo
trump.jpg
Dunia

Konflik Meruncing, Trump Sebut Trudeau Gubernur Negara Bagian AS

  • Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau merespons keras perang tarif, menuduh Trump berusaha melemahkan ekonomi Kanada agar lebih mudah menjadikannya bagian dari AS.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Kanada semakin meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif 25% terhadap seluruh barang impor dari Kanada. 

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau merespons keras kebijakan tersebut, menuduh Trump berusaha melemahkan ekonomi Kanada agar lebih mudah menjadikannya bagian dari AS.

Pemberlakuan tarif tersebut langsung direspons Kanada dengan kebijakan balasan berupa tarif 25% terhadap barang-barang AS senilai C$155 miliar (Rp1.761 triliun). Langkah ini memicu perang dagang antara dua negara yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat.

Apa Motif Politik di Balik Tarif Trump?

Ketika ditanya mengenai kemungkinan motif tersembunyi Trump, Trudeau mengisyaratkan Presiden AS tersebut ingin menghancurkan ekonomi Kanada guna memperbesar pengaruh AS.

"Trump ingin melihat ekonomi kami runtuh agar lebih mudah mencaplok Kanada. Namun, kami tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51 AS," kata Trudeau, dalam pernyataan resminya, dikutip dari The Guardian, Rabu, 5 September 2025.

Trudeau, yang akan mengakhiri masa jabatannya dalam waktu dekat, menegaskan upayanya saat ini difokuskan untuk membatalkan tarif AS sesegera mungkin. Ia juga membuka peluang untuk berdiskusi langsung dengan Trump guna mencari solusi dari konflik ini.

Beberapa jam setelah kebijakan tarif AS mulai berlaku, Trump mengancam akan menaikkan tarif lebih lanjut jika Kanada tidak mencabut langkah balasannya. "Tolong sampaikan kepada Gubernur Trudeau bahwa jika Kanada menerapkan tarif balasan terhadap AS, maka tarif kami akan meningkat dalam jumlah yang sama!" ujar Trump melalui unggahan di Truth Social. 

Trump berdalih tarif tersebut bertujuan menekan Kanada agar mengambil tindakan lebih tegas terhadap aliran migran tidak berdokumen serta penyelundupan obat fentanyl yang masuk ke AS melalui perbatasan kedua negara.

Menanggapi pernyataan Trump, Trudeau membantah keras tuduhan bahwa Kanada menjadi sumber utama masalah fentanyl di AS. "Alasan Trump sepenuhnya salah," tegas Trudeau dalam konferensi pers. 

"Amerika Serikat telah melancarkan perang dagang terhadap Kanada. Kami mungkin dikenal sebagai bangsa yang sopan, tapi kami tidak akan mundur dari pertarungan ini." tambah Trudeu

Trudeau juga menyebut kebijakan tarif Trump sebagai langkah yang tidak masuk akal, meskipun ia mengakui kecerdasan sang presiden. Perang dagang ini berisiko mengganggu hubungan ekonomi kedua negara, mengingat transaksi dagang lintas perbatasan bernilai miliaran dolar setiap harinya. 

Meski Kanada telah meningkatkan pengawasan terhadap fentanyl dan keamanan perbatasannya, langkah-langkah tersebut tampaknya belum cukup untuk meredam kebijakan proteksionis Trump.

Trudeau memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini akan merugikan kedua belah pihak, tetapi ia menegaskan bahwa Kanada siap menghadapi dampaknya. "Kami akan mempertahankan kepentingan ekonomi dan kedaulatan kami, berapa pun harganya," ujar Trudeau.