Kapal tongkang batu bara terlihat mengantre untuk ditarik di sepanjang sungai Mahakam di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, 31 Agustus 2019.
Nasional

Konflik Rusia-Ukraina Kerek Harga Batu Bara Acuan Maret ke US$203,69 per Ton

  • Meningkatnya eskalasi ketegangan geopolitik antara Rusia - Ukraina membuat harga komoditas batu bara dunia kini melambung tinggi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) telah menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) pada bulan Maret 2022 adalah sebesar US$203,69 per ton.
Nasional
Muhammad Farhan Syah

Muhammad Farhan Syah

Author

JAKARTA - Meningkatnya eskalasi ketegangan geopolitik antara Rusia - Ukraina membuat harga komoditas batu bara dunia kini melambung tinggi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) telah menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) pada bulan Maret 2022 adalah sebesar US$203,69 per ton atau naik US$15,31 per ton dari bulan Februari lalu, yaitu US$188,38 per ton.

"Konflik ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian pada pasokan gas," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 8 Maret 2022.

Rusia sendiri merupakan salah satu produsen gas terbesar di dunia saat ini, sehingga dengan adanya konflik yang terjadi  tersebut berimbas terhadap terjadinya kendala pasokan gas bagi sejumlah negara di Eropa saat ini. 

"Negara-negara Eropa bahkan mulai beralih ke batubara sebagai sumber energi," jelasnya.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Nantinya, harga ini akan dipergunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro. (NA)