Konflik Suriah Memanas, Bos Pertamina Klaim Operasional Tanker Minyak Masih Aman
Energi

Konflik Suriah Memanas, Bos Pertamina Klaim Operasional Tanker Minyak Masih Aman

  • Meletusnya konflik di Suriah membuat dunia waspada termasuk Indonesia. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menjamin operasional logistik tanker minyak mentah milik perusahaan masih aman, terutama di Timur Tengah.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Meletusnya konflik di Suriah membuat dunia waspada termasuk Indonesia. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menjamin operasional logistik tanker minyak mentah milik perusahaan masih aman, terutama di Timur Tengah.

Bos Pertamina ini Pertamina sudah menyiapkan berbagai antisipasi rute atau jalur logistik tanker minyak mentah. Namun sejauh ini, kondisi masih aman dan terkendali.

"Sejauh ini dengan (konflik di) Suriah kita masih aman, dan tentunya untuk rute dari kapal-kapal kita, tanker kita, yang melewati wilayah yang konflik tentunya kita antisipasi mencari jalur lain yang lebih aman," kata Simon saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta Senin, 9 Desember 2024.

Memanasnya Suriah itu tidak terlepas dari berakhirnya rezim Presiden Bashar al-Assad setelah 24 tahun berkuasa. Pada Minggu 8 Desember 2024 komando militer Suriah mengumumkan era pemerintahan Assad telah runtuh menyusul serangan pemberontak yang mengguncang negara tersebut.

Lebih jauh Pertamina menyebutkan telah mengantisipasi kenaikan biaya logistik jika kapal-kapal tanker perusahaan tersebut harus mengubah jalur yang berakibat pengiriman lebih lama karena jauhnya jalur limbas konflik.

Namun Simon tengah memastikan dampak ketegangan geopolitik di Timur Tengah kepada fluktuasi harga minyak mentah. Dia berharap agar konflik tidak berkepanjangan dan berpengaruh lebih lanjut kepada komoditas energi.

Di sisi lain, Simon pun mengaku prihatin dengan kondisi di Suriah. Dia pun berharap para pemimpin di negara bisa mencari jalan damai. Apalagi, ketegangan geopolitik pun ikut berpotensi membuat harga minyak bergejolak buntut terganggunya rantai pasok.

Dikutip dari Reuters, hari ini harga minyak dunia naik setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad. Adapun dinasti al-Assad sendiri telah berkuasa selama kurang lebih 50 tahun. Hal ini meningkatkan kondisi ketidakpastian di Timur Tengah.

Harga minyak mentah terpantau berbalik melemah pada perdagangan Selasa 9 Desember 2024, meski adanya peningkatan risiko geopolitik setelah jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad dan ada sentimen positif dari importir utama China yang menandai langkah pertamanya menuju pelonggaran kebijakan moneter sejak 2010.

Per pukul 09:28 WIB, harga acuan Brent melemah 0,35% ke posisi US$71,89 per barel. Sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi 0,35% menjadi US$68,13 per barel.