<p>Gerai ritel Indomaret PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) milik konglomerat Anthoni Salim / Indoritel.co.id</p>
Industri

Konglomerat Anthoni Salim Sudah 2 Kali Jual Saham Indomaret

  • PT Megah Eraharja, anak usaha Grup Salim milik konglomerat Anthoni Salim kembali melepas kepemilikan sahamnya dari PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) atau Indomaret.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – PT Megah Eraharja, anak usaha Grup Salim milik konglomerat Anthoni Salim kembali melepas kepemilikan sahamnya dari PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) atau Indomaret. Sebanyak 12 juta saham dilepas dengan harga Rp3.300 per lembar pada 28 September 2020.

Dengan pelepasan saham itu, Megah Eraraharja pun berhasil mengantongi dana Rp39,6 miliar. Atas transaksi itu, kepemilikan saham Megah Eraharja di DNET pun kini menyusut jadi 27,1% dari sebelumnya 27,18%.

“Pada tanggal 28 September 2020 telah terjadi perubahan saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk yang kami miliki,” tulis Presiden Direktur Megah Eraraharja Adhi Irawan dalam laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dinukil Kamis 1 Oktober 2020.

Sebagaimana diketahui, transaksi penjualan saham Indomaret tersebut merupakan kali kedua yang dilakukan Megah Eraharja sepanjang 2020. Pada Maret lalu, Megah Eraharja juga sempat melego sebanyak 90,98 juta sahamnya di Indomaret. Waktu itu harga saham DNET masih Rp2.800 per lembar.

Pemilik Grup Indofood, Anthoni Salim. / Nikkei
Total Rp294,76 Miliar

Dari penjualan itu, Megah Eraraharja berhasil mendapatkan dana Rp254,76 miliar. Maka itu, jika ditotal Megah Eraraharjapun sudah berhasil mengantongi dana sebanyak Rp294,76 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan DNET per 30 Juni 2020, komposisi pemegang saham perseoran kala itu masih dikuasi oleh Hannawell Group Limited sebanyak 27,18%. Disusul Megah Eraraharja dengan 27,18%. Lalu 25,3% dimiliki Antoni Salim, dan sisanya 8,17% digenggam publik.

Anthoni Salim yang merupakan penerus Grup Salim dari mendiang Sudono Salim (Liem Sioe Liong) adalah konglomerat terkaya ke-6 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Pria berumur 71 tahun itu ditaksir memiliki kekayaan mencapai US$5,5 miliar setara Rp88 triliun.

Pundi-pundi kekayaannya bersumber dari perusahaan pembuat mi instan terbesar dunia Indofood, perbankan, hingga telekomunikasi, dan gurita bisnis lainnya di dalam serta luar negeri.

Pada perdangan 1 Oktober 2020, kinerja saham DNET ditutup merosot 150 poin ke level Rp3.340 per lembar. Angka ini melorot 4,3% dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya yang masih di level Rp3.490. Total kapitalisasi pasar DNET kini berada di angka Rp47,37 triliun. (SKO)