<p>Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan anak perusahaannya, Citilink, mulai Minggu (1/3), mulai memberikan diskon 50% tiket pesawat ke 10 destinasi wisata. / Dok. Anne Avantie</p>
Korporasi

Konglomerat Chairul Tanjung Tambah Saham BUMN Garuda Indonesia Rp317,23 Miliar

  • Konglomerat Chairul Tanjung membeli 635 juta lembar saham atau 2,45% kepemilikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Transaksi tersebut dilakukan melalui anak usaha CT Corpora, yakni PT Trans Airways pada Senin, 10 Mei 2021.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Konglomerat Chairul Tanjung membeli 635 juta lembar saham atau 2,45% kepemilikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Transaksi tersebut dilakukan melalui anak usaha CT Corpora, yakni PT Trans Airways pada Senin, 10 Mei 2021.

PT Trans Airways tercatat memborong saham emiten berkode GIAA ini seharga Rp499 per lembar saham. Transaksi ini dilakukan pada Kamis, 6 Mei 2021. Adapun total transaksi pembelian saham ini mencapai Rp317,23 miliar.

Unit usaha CT Corp ini membeli saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini lebih tinggi ketimbang harga yang ada di bursa.  Nilai pembelian saham PT Trans Airways lebih tinggi 54,01% dibandingkan harga saham GIAA pada penutupan Kamis, 6 Mei 2021, yang parkir di harga Rp324 per lembar saham.

Merujuk kepada surat keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pembelian saham tersebut menambah porsi kepemilikan PT Trans Airways di emiten pelat merah dari 25,81% menjadi 28,26%.

Adapun total saham yang dimiliki unit bisnis ‘Si Anak Singkong’ ini mencapai 7,31 miliar lembar saham dari sebelumnya 6,68 miliar lembar saham.

Direktur Utama PT Trans Airways Warnedy mengatakan, status kepemilikan saham dalam transaksi ini bersifat langsung. Sebelumnya, kepemilikan Chairul Tanjung di emiten pelat merah ini terdilusi hingga 61% pada November 2020.

Chairul Tanjung kala itu memutuskan melego kepemilikan saham GIAA lantaran kinerja perusahaan yang merosot tajam akibat pandemi COVID-19. Kepemilikan PT Trans Airways menyusut dari 25,8% pada Februari 2020 menjadi 9,9% pada November 2020.

Tidak berselang lama, Garuda Indonesia mengumumkan menjadi official airlines dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada Oktober 2021. Perhelatan tersebut menjadi salah satu momentum emiten pelat merah ini menggenjot pendapatan sekaligus memperbaiki postur keuangan. 

Lebih jauh lagi, PT Trans Airways pertama kali membeli saham GIAA pada 2012. Kala itu, unit bisnis Chairul Tanjung membeli saham Garuda Indonesia di harga Rp620 per lembar saham dengan porsi kepemilikan hingga 10,88%.

Terjungkalnya harga saham GIAA pada tahun lalu tidak lepas dari adanya pandemi COVID-19. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada kuartal III-2020, GIAA mencatatkan rugi bersih US$1,07 miliar atau Rp15,2 triliun (asumsi kurs  Rp14.210).

Posisi ini berbanding terbalik dengan perolehan laba bersih GIAA yang menyentuh US$122,42 juta pada kuartal III-2019. (RCS)