<p>Chairman PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto. / Garudafood.com</p>
Gaya Hidup

Konglomerat Sudhamek: Berbisnis Adalah Jalan Menjadi Manusia

  • Dalam buku berjudul “Mindfullness-Based Business: Berbisnis Dengan Hati” itu, dia menuliskan kisah sulit hidupnya hingga berhasil bertengger sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.

Gaya Hidup
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Konglomerat Sudhamek Agung Waspodo Soenjoto pemilik PT Garudafood Putra Putri Jaya Tk (GOOD) menceritakan seluruh perjalanan bisnisnya dalam sebuah buku yang diterbitkannya hari ini.

Dalam buku berjudul “Mindfullness-Based Business: Berbisnis Dengan Hati” itu, dia menuliskan kisah sulit hidupnya hingga berhasil bertengger sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.

Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Sudhamek menyampaikan bagaimana pentingnya menjaga keseimbangan spritualitas dan berbisnis. Bisnis yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya membangun sebuah perusahaan, tapi juga bekerja sebagai apapun profesinya.

Bagi dia, berbisnis maupun bekerja bukanlah sekadar upaya mencari keuntungan semata. “Tetapi lebih dari itu, yakni demi menumbuhkan benih-benih kebaikan bagi kepentingan bersama,” ungkap Sudhamek sebagaimana kalimat yang menjadi prolong dalam bukunya, Rabu, 2 Desember 2020.

Konsep kebaikan ini, sambung dia, didapatkannya saat ia harus menghadapi masa-masa sulit ketika Indonesia dilanda krisisi pada 1998. Waktu itu, dia teringat pertanyaan ayahnya kepada para kakaknya soal cara bagaimana cara menyatukan ajaran-ajaran agama dengan etika bisnis.

Pertanyaan itu dilontarkan ayahnya pada 1968 ketika dia masih berumur 12 tahun. Tetapi 30 tahun kemudian, ketika masa sulit itu tiba, dia kembali mengingatnya.

“Dari situ saya bertekad, saya ingin membangun bisnis yang mempraktikan hal tersebut,” kata dia.

Cover buku “Mindfullness-Based Business: Berbisnis Dengan Hati” karya Sudhamek AWS / Sumber: Istimewa
Menjadi Manusia

Perjalanan itu pun akhirnya dituliskan dalam buku terbitan Kompas Gramedia ini. Dia menceritakan banyak hal, mulai dari proses bisnis hingga langkah pengimplementasian kesadaran spiritual dalam bekerja.

Dengan latar belakang aktivis dan pebisnis, Sudhamek memperlihatkan bahwa mindfulness bisa diterapkan di empat dunia yang berbeda. Termasuk. komunitas bisnis, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi keagamaan dan lintas iman, serta pejabat tinggi negara.

“Sebab mata pencaharian apapun yang kita jalani is the way (adalah jalan. Way to (jalan untuk) apa? Untuk menjadi better person (manusia yang lebih baik,” pungkas dia.

Sebagaimana diketahui, Sudhamek merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia yang memiliki saham GOOD sebanyak 7,44%.

Pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah 1956 ini didapuk sebagai orang terkaya ke-43 di Indonesia oleh majalah Forbes 2019. Kekayaan Sudhamek ditaksir mencapai US$745 juta atau Rp11 triliun. (SKO)