Konservatif, Jasa Marga (JSMR) Targetkan Pendaptan Tumbuh 6-8 Persen
- The Fed dan Bank Indonesia (BI) telah memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, seiring dengan terkendalinya inflasi. I
Korporasi
JAKARTA – PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengumumkan target pendapatan konservatif untuk bisnis jalan tol pada 2025, dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 6-8% secara tahunan. Dengan target tersebut, JSMR diperkirakan akan meraup pendapatan sebesar Rp15,06 triliun dari sektor jalan tol pada tahun 2025.
Melihat kembali hasil pendapatan tahun buku 2023, Jasa Marga yang merupakan emiten anggota LQ45 ini sukses mencatatkan pendapatan sebesar Rp13,94 triliun, mengalami pertumbuhan 12% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp12,44 triliun.
Retail Research Team Leader, CGS Internasional, Mino mangatakan target pendapatan yang lebih rendah untuk tahun depan mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati dan konservatif, yang diperkirakan akan lebih menantang mengingat hasil tahun lalu yang signifikan.
- Berburu Dividen Interim di Akhir Tahun, Cek Kado Natal dan Tahun Baru dari Emiten LQ45 Ini
- Kalah Pilkada, PDIP Pede Jateng Tetap Kandang Banteng
- Pasar Otomotif Tertekan, Bagaimana Target Saham Astra (ASII)?
“Target pertumbuhan 6-8% tersebut adalah langkah yang lebih konservatif, merujuk pada panduan yang telah dirilis oleh Jasa Marga. Kami melihat target itu cukup konservatif,” ujarnya dalam keterangannya dikutip pada Senin, 2 Desember 2024.
Tidak hanya pendapatan, lanjut Mino, emiten bersandikan JSMR ini juga mematok target EBITDA di kisaran 6-8% untuk tahun depan. "Sedangkan EBITDA margin diperkirakan berada pada level 6,5-6,7%. Jasa Marga juga mengharapkan rasio gearing yang stabil pada angka 2 kali, serta interest coverage ratio sebesar 2,5 kali,” tambahnya.
Meski demikian, Mino meyakini bahwa penurunan suku bunga yang berlanjut akan memberikan dampak positif terhadap kinerja laba bersih JSMR. Penurunan suku bunga diharapkan dapat mengurangi beban bunga yang harus dibayar oleh Jasa Marga, yang selama ini menjadi salah satu beban utama yang menggerus kinerja laba bersih perseroan.
“Dengan kebijakan pemangkasan suku bunga, harapannya beban bunga yang harus dibayar Jasa Marga bisa turun. Jadi, artinya beban bunga yang harus dibayar semakin kecil,” jelas Mino, menambahkan bahwa kebijakan moneter tersebut bisa memberikan katalis positif bagi perusahaan.
The Fed dan Bank Indonesia (BI) telah memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, seiring dengan terkendalinya inflasi. Ini merupakan sentimen yang sangat positif bagi JSMR, terutama terkait dengan beban bunga yang terus membebani kinerja keuangan perseroan.
Sebagai tambahan, beban lainnya seperti biaya tol, usaha, dan konstruksi juga mencatatkan peningkatan menjadi Rp12,36 triliun hingga kuartal III-2024, sementara total beban bunga dan akrual tercatat sebesar Rp2,69 triliun dengan total utang bank yang mencapai Rp38,80 triliun.
Jasa Marga juga sudah mulai membayar utang-utangnya, salah satunya melalui divestasi anak usahanya, PT Jasamarga Transjawa Tollroad (JTT), dengan nilai transaksi mencapai Rp12,82 triliun. Dana hasil divestasi ini digunakan untuk membayar utang kepada PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), yang merupakan emiten jalan tol Grup Salim.
Pelunasan utang ini berdampak pada penurunan net gearing ratio JSMR dari 1,58 kali menjadi 1,4 kali. Mino menambahkan, “Pelunasan utang ini tentunya akan berdampak positif pada bottom line perusahaan, yang mungkin baru akan terlihat pada kuartal IV-2024.”
Tim riset CGS International merekomendasikan add untuk saham JSMR dengan target harga Rp6.350, yang berpotensi memberikan keuntungan hingga 29% dari harga penutupan saham pada Jumat, 29 November 2024, di posisi Rp4.450. Secara teknikal, investor disarankan untuk take profit pada level resist di Rp4.800-4.900, dengan support di Rp4.600 dan Rp4.500.
Trafik Nataru
Trafik jalan tol JSMR diperkirakan akan mendapatkan sentimen positif hingga akhir 2024, berkat datangnya musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Mino berharap, sentimen dari hari besar keagamaan dan tahun baru akan berkontribusi pada peningkatan trafik tol JSMR pada kuartal IV-2024. “Sentimen tersebut diperkirakan menjadi katalis positif bagi Jasa Marga dalam jangka pendek,” ujarnya.
Katalis positif di akhir tahun ini diharapkan bisa melanjutkan kinerja positif yang sudah tercatat pada kuartal sebelumnya. Berdasarkan data kuartal III-2024, Mino menilai kinerja JSMR telah melampaui ekspektasi pasar atau konsensus analis.
“Secara qoq, laba bersih JSMR turun 15%, namun secara yoy tercatat kenaikan sebesar 29%. Laba bersih yang tercatat hingga kuartal III-2024 mencapai Rp6 triliun, atau setara dengan 77% dari proyeksi kami dan 72% dari konsensus. Biasanya, pencapaian di sembilan bulan pertama hanya mencapai 54%, yang artinya pencapaian kali ini jauh lebih baik dari ekspektasi pasar,” tutup Mino.