Vale
Nasional

Konsisten Terapkan ESG, Emisi GRK Vale Indonesia (INCO) Turun 7,7 Persen Selama 2017-2021

  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terus mengingatkan masyarakat bahwa kesadaran untuk menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama.
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terus menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) absolut cakupan satu dan dua selama 4 tahun terakhir, sebagai upaya perseroan dalam mengimpementasikan Environmental, Social dan Governance (ESG).

Tercatat, secara keseluruhan pada tahun 2021 Vale berhasil menurunkan emisi GRK menjadi 1.864.871 ton co2eq atau  155.948 ton co2eq (7,7%) lebih rendah dari baseline emisi GRK 2017 yang sebesar 2.013.950 ton co2eq.

CEO & Presiden Direktur, Febriany Eddy, mengatakan perseroan berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) absolut cakupan satu dan dua sebesar 33% pada tahun 2030 dan menuju net zero emisi pada tahun 2050.

"Kami melihat perubahan iklim menjadi isu yang semakin memilukan," ucap Febriany dalam laporan keberlanjutan 2021 perseroan, dikutip Rabu, 21 September 2022.

Lebih lanjut, PT Vale menerapkan keberlanjutan ke dalam bisnis dengan cara membangun warisan ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta mengurangi dampak kegiatan operasional.

Perusahaan juga terus berkomitmen melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif dan menanam lebih banyak pohon untuk meminimalkan dampak kegiatan penambangan, serta memaksimalkan pemanfaatan overburden dan topsoil untuk menunjang keberhasilan reklamasi.

Dengan melaksanakan berbagai program seperti substitusi batu bara sebagai reduktor dengan biomassa, substitusi bahan bakar minyak dan batu bara dengan LNG, elektrifikasi alat berat, alat angkut logistik, bus, dan kendaraan ringan serta elektrifikasi boiler bahan bakar tahap-2.

Selama tahun 2021, perusahaan membuat kemajuan yang baik dengan dua proyek greenfield di Bahadopi dan Pomalaa.

Khusus untuk Bahadopi, pada pertengahan tahun, Vale menandatangani Project Framework Cooperation Agreement ("PCFA") dengan China Baowu Tisco dan Xinhai untuk bersama-sama membangun fasilitas pengolahan feronikel di Sulawesi Tengah, dengan kapasitas tahunan sekitar 73.000 metrik ton dari nikel.

Vale menghargai bahwa mitra yang bergabung juga berkomitmen dalam agenda rendah karbon dan tidak akan menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara.

"Selain memperluas bisnis kami, kami juga menempatkan fokus yang kuat untuk mengurangi emisi karbon," tambah Febriany.

Ia menambahkan bahwa dari prioritas strategi utama keberlanjutan hingga 2025, Vale menetapkan strategi keberlanjutan untuk tahun 2022, melanjutkan apa yang sudah dilakukan di tahun 2021.

Lebih lanjut, perusahaan saat ini fokus pada komitmen mengurangi perubahan iklim, efisiensi energi dan air, melestarikan hutan, dan meningkatkan kontribusi sosial, sebagai langkah transisi ke penambangan net zero emisi.

Adapun dua prioritas strategi utama keberlanjutan yaitu, pertama, Net Zero Emisi yaitu melaksanakan agenda kepatuhan lingkungan PROPER Hijau, kepatuhan audit, target emisi, dan sistem pemantauan. Kemudian membangun peta jalan dan implementasi menuju net zero emisi secara bertahap.

Kedua, Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan, seperti mereklamasi 70% lahan bekas tambang secara progresif pada tahun 2025, melaksanakan program konservasi keanekaragaman hayati, melaksanakan efisiensi air dan pengurangan beban pencemaran

Ditambahkan, pada tahun 2021, perseroan sudah merampungkan empat pilar dalam menerapkan ESG.

Empat pilar tersebut adalah melayani masyarakat, memberi kembali kepada semua, bekerja sama, belajar bersama, menggunakan kapasitas kita untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa, mengubah masa depan, menjaga masa kini.

"Empat pilar ini sudah mencakup aspek keberlanjutan yang akan mendorong perusahaan untuk mengelola kegiatan operasional saat ini dan mengembangkan bisnis ke masa mendatang," tambah Febriany.