Ilustrasi Blok Masela.
Energi

Konsorsium Blok Masela Masih Cari Mitra Baru

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan update terkait konsosrsium blok Masela yang telah diisi oleh Pertamina, Petronas dan Inpex. Ditambah para konsorsium diketahui tengah mencari tambahan mitra baru.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan update terkait konsosrsium blok Masela yang telah diisi oleh Pertamina, Petronas dan Inpex. Diketahui, konsorsium masih mencari tambahan mitra baru.

Direktur Jendral Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengakui, sejauh ini belum ada calon mitra baru yang serius untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela. Padahal, konsorsium membutuhkan mitra baru untuk mengurangi risiko dalam pengembangan Blok Masela.

"Untuk mengurangi risiko. Kan Petronas, Pertamina, Inpex itu kira-kira kalau pemain offshore LNG belum begitu lama pengalamannya," kata Tutuka, saat ditemui di Kementerian ESDM Selasa, 26 September 2023.

Ketiganya ingin mencari perusahaan yang mempunyai pengalaman di bidang pengembangan gas alam cair (LNG). Namun hingga saat ini diui Tutuka belum ada obrolan lanjut trait hal tersebut.

Saat ini, konsorsium blok Masela masih dalam tahap diskusi terkait revisi plan of development (POD). Tutuka mengharapkan, Inpex, Petronas dan PT Pertamina (Persero) segera merampungkan diskusi. Dirjen Migas ini meminta masyarakat bisa menunggu revisi dalam 1-2 bulan kedepan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya juga mendorong, Blok Masela paling lambat akan berproduksi paling lambat Desember 2029 setelah mundur karena permasalahan belum menemukan partner.

Sejak tahun 2020 saat Shell keluar blok ini mandek dan tidak memiliki progres atau kepastian kapan akan berproduksi. Sehingga dengan masuknya PT Pertamina (Persero) ke blok tersebut membuat ada kepastian yang selama ini ditunggu pemerintah.

Adapun, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi menandatangani perjanjian jual beli untuk akuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services Limited di Blok Masela.

Melansir laman resmi Shell, diketahui Pertamina dan Pertonas menggelontorkan dana sebesar US$650 juta atau Rp9,75 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS). Namun pembayaran akan dibagi dalam dua waktu, sebesar US$325 juta dalam bentuk tunai dengan tambahan jumlah kontingen sebesar US$325 juta yang harus dibayarkan saat keputusan investasi akhir (FID) diambil pada proyek gas Abadi.

Akuisisi ini dilakukan PHE bersama dengan BUMN asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas). Hasil kesepakatannya, PHE dan Petronas masing-masing mengakuisisi saham milik Shell sebesar 20% dan 15%.

ke depannya Lapangan Abadi Blok Masela berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja. Pengembangan Blok Masela diharapkan dapat membantu percepatan pengembangan area lokal sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan dapat menyerap tenaga kerja lokal. Hal ini tentunya akan berdampak langsung pada pengembangan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.