<p>Deretan mobil bekas berbagai merek di showroom penjualan mobil bekas WTC Mangga Dua, Jakarta, Rabu, 23 September 2020. Senior Marketing Manager WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih mengatakan Kebijakan pajak nol persen tidak akan berimbas ke pasar mobil bekas. Menurutnya, pasar mobil bekas tidak terganggu daya beli masyarakat saat ini masih rendah, sementara kebutuhan kendaraan pribadi dirasa penting untuk menghindari penyebaran Covid-19, maka mobil bekas yang dinilai memiliki harga mobil murah tetap menjadi pilihan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Konsumen Buru Beli Mobil Baru Setelah 6 Bulan Suntik Vaksin

  • Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri otomotif untuk bangkit pada 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan otomotif berdarah-darah.

Nasional
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Riset dari Inventure pada Agustus-September terhadap 1.121 responden di Indonesia menunjukkan sekitar 53,1% konsumen baru berani membeli mobil dalam kurun waktu enam bulan setelah vaksin diproduksi dan didistribusikan.

Menariknya, persepsi masyarakat tentang preferensi moda transportasi juga turut berubah. Saat ini, sebanyak 82,9% responden mengatakan bahwa mobil pribadi adalah kendaraan yang paling aman di masa pandemi.

“Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri otomotif untuk bangkit pada 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan otomotif berdarah-darah,” ujar Yuswohady, Managing Partner Inventure dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 27 Oktober 2020.

Survei ini membuktikan optimisme konsumen sangat bergantung pada kepastian vaksinasi di Tanah Air. Sebab, hingga kini konsumen industri otomotif masih menahan pengeluaran untuk barang-barang mahal, salah satunya mobil.

Meski ada harapan, seiring pendapatan yang berkurang dan membutuhkan waktu untuk pemulihan, konsumen cenderung untuk membeli mobil bekas. Dari riset yang sama, 55,6% dari 627 responden lebih memilih membeli mobil bekas dengan alasan kondisi ekonomi akibat COVID-19.

Data ini dikuatkan oleh hasil survei yang menyebut 67,6% konsumen mengakui bahwa pendapatan mereka berkurang selama pandemi. Di sisi yang lain, 35,3% mengatakan pengeluaran mereka justru meningkat.

Meskipun pendapatan masyarakat Indonesia mengalami penurunan namun menariknya rasa optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi mengalami peningkatan.

Dari 1.121 responden, sebesar 47,2% menyatakan optimistis pandemi COVID-19 berakhir di akhir tahun 2020. Sedangkan sebesar 51,4% mengatakan bahwa kondisi keuangan mereka akan kembali normal pada akhir tahun 2021. (SKO)