Konsumen Buru Beli Mobil Baru Setelah 6 Bulan Suntik Vaksin
Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri otomotif untuk bangkit pada 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan otomotif berdarah-darah.
Nasional
JAKARTA – Riset dari Inventure pada Agustus-September terhadap 1.121 responden di Indonesia menunjukkan sekitar 53,1% konsumen baru berani membeli mobil dalam kurun waktu enam bulan setelah vaksin diproduksi dan didistribusikan.
Menariknya, persepsi masyarakat tentang preferensi moda transportasi juga turut berubah. Saat ini, sebanyak 82,9% responden mengatakan bahwa mobil pribadi adalah kendaraan yang paling aman di masa pandemi.
“Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri otomotif untuk bangkit pada 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan otomotif berdarah-darah,” ujar Yuswohady, Managing Partner Inventure dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 27 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Survei ini membuktikan optimisme konsumen sangat bergantung pada kepastian vaksinasi di Tanah Air. Sebab, hingga kini konsumen industri otomotif masih menahan pengeluaran untuk barang-barang mahal, salah satunya mobil.
Meski ada harapan, seiring pendapatan yang berkurang dan membutuhkan waktu untuk pemulihan, konsumen cenderung untuk membeli mobil bekas. Dari riset yang sama, 55,6% dari 627 responden lebih memilih membeli mobil bekas dengan alasan kondisi ekonomi akibat COVID-19.
Data ini dikuatkan oleh hasil survei yang menyebut 67,6% konsumen mengakui bahwa pendapatan mereka berkurang selama pandemi. Di sisi yang lain, 35,3% mengatakan pengeluaran mereka justru meningkat.
Meskipun pendapatan masyarakat Indonesia mengalami penurunan namun menariknya rasa optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi mengalami peningkatan.
Dari 1.121 responden, sebesar 47,2% menyatakan optimistis pandemi COVID-19 berakhir di akhir tahun 2020. Sedangkan sebesar 51,4% mengatakan bahwa kondisi keuangan mereka akan kembali normal pada akhir tahun 2021. (SKO)