<p>Ilustrasi properti</p>
Industri

Konsumen Incar Lelang Rumah Sitaan

  • JAKARTA-Seiring dengan melemahnya perekonomian akibat pandemi COVID-19, pelelangan properti dari bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) kian marak terjadi. Konsumen pun mulai menyasar rumah yang disita karena kredit macet tersebut karena harganya yang murah. Maraknya pelelangan properti ini didukung karena rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) di sektor perumahan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA-Seiring dengan melemahnya perekonomian akibat pandemi COVID-19, pelelangan properti dari bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) kian marak terjadi. Konsumen pun mulai menyasar rumah yang disita karena kredit macet tersebut karena harganya yang murah.

Maraknya pelelangan properti ini didukung karena rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) di sektor perumahan terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), risiko kredit industri perbankan meningkat dari 2,89% pada April 2020 menjadi 3,01% pada Mei 2020. Untuk menekan risiko tersebut, banyak perbankan menjual aset kredit macet.

Salah satu bank penyalur KPR, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengaku akan melakukan penjualan rumah murah dari kredit macet melalui sistem lelang. Selain itu, perseroan juga memperluas jaringan penjualan itu melalui portal e-commerce seperti Bukalapak, OLX, dan Rumah123.

“Kami akan lelang aset rumah murah BTN dan menawarkan untuk menjual massal ke investor,” ujar Direktur Collection & Asset Management BTN Elizabeth Novi, Senin, 17 Februari 2020.

Melihat peluang rumah murah dari pelelangan ini, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai ini merupakan momentum tepat untuk membeli properti terutama bagi konsumen yang orientasinya untuk investasi.

“Investasi untuk putar uang lebih cepat dan untung besar terlihat menjadi minat konsumen. Dengan demikian rumah lama atau second yang kualitasnya masih bagus menjadi pilihan utama untuk dibeli,” kata Nirwono, Kamis, 16 Juli 2020.

Nirwono menyebutkan nantinya pembeli hanya perlu renovasi sedikit kemudian menjualnya kembali dengan harga 2-3 kali lipat sehingga dapat keuntungan yang lebih besar. Hal ini yang membuat gairah konsumen properti di masa pandemi.