Konsumen Makin Loyal, KPR Syariah Berpotensi Kuasai 43 Persen Pasar
- Masyarakat yang loyal terhadap produk syariah di Indonesia menjadi pasar menjanjikan untuk bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah.
Industri
JAKARTA - Tingkat literasi syariah yang semakin membaik turut membawa berkah bagi bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Melek syariah ini menjadi kesempatan bagi perbankan syariah untuk memacu pembiayaan perumahan.
Head of Retail Banking PT Bank Permata Syariah Rinaldi Aziz mengatakan pangsa pasar KPR syariah berpotensi menguasai 43% dari keseluruhan pembiayaan perumahan.
Hal ini tercermin dari segmentasi pembiayaan syariah di Indonesia. Riset yang diinisasi Bank Permata Syariah bersama Nielsen Indonesia itu menyebut masyarakat yang loyal terhadap produk syariah mencapai 8%.
- Riset CORE: Omzet UMKM Melonjak hingga 27 Persen Sejak Pakai OVO
- Restrukturisasi Global Bond Rp5,53 Triliun, Modernland Realty akan Gelar RUPSLB
- Manufaktur Indonesia Kembali Ekspansif, Kredit Korporasi Perbankan Ikut Bangkit
Adapun masyarakat yang cenderung menunjukan ketertarikan ke pembiayaan syariah mencapai 15%. Bila berhasil menarik masyarakat dengan kategori floating atau belum memiliki kecenderungan sebesar 20%, pangsa pasar pembiayaan syariah mencapai 43%.
“Masyarakat yang melek syariah ini semakin tinggi, kami coba maksimalkan dengan menggaet segmen masyarakat yang masih floating. Mereka akan pindah ke syariah, bila mengetahui kelebihan dan kemudahan dan pangsa pasar itu yang kami coba kembangkan,” ucap Rinaldi dalam sebuah webinar, Jumat, 1 Oktober 2021.
Bidik Generasi Z
Secara kelompok usia, Rinaldi menyebut, Bank Permata Syariah membidik masyarakat yang masuk dalam generasi Z atau lahir di rentang 1992-2012. “Mereka ini baru menginjak umur 23, dengan begitu, kebutuhan rumah itu sebenarnya lebih besar di Gen Z ketimbang milenial.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sebanyak 27,94% populasi Indonesia berasal dari kalangan generasi Z. Sementara itu, kelompok usia dengan komposisi terbesar berikutnya adalah milenial 25,87%, generasi X 21,88%, dan baby boomer 11,56%.
Permintaan yang tinggi terhadap perumahan juga dapat ditilik dari tingkat kekurangan hunian atau backlog. Menurut Kajian Housing Finance Center BTN, tingkat backlog kepemilikan rumah pada 2021 masih mencapai 7,7 juta atau turun dibandingkan 2015 yang masih 11,4 juta.
Dalam memaksimalkan pangsa pasar ini, Rinaldi menyebut strategi nisbah atau bagi hasil yang lebih kompetitif dibandingkan bank konvensional menjadi upaya perseroan menggenjot kinerja. Selain itu, dirinya menyebut Bank Permata Syariah juga memiliki produk KPR dengan tenor 25 tahun yang sesuai dengan generasi Z.