Konsumsi Kian Terungkit, Industri Segera Bangkit
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap aktivitas perekonomian di Indonesia semakin pulih usai adanya kecenderungan konsumsi. Secara beriringan, kondisi ini membawa industri di Indonesia semakin menggeliat.
Industri
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap aktivitas perekonomian di Indonesia semakin pulih usai adanya kecenderungan konsumsi. Secara beriringan, kondisi ini membawa industri di Indonesia semakin menggeliat.
Menurut Sri Mulyani, tren peningkatan konsumsi ini bakal terus berlanjut meski ada kebijakan larangan mudik pada lebaran tahun ini.
“Meski pun ada larangan mudik, aktivitas konsumsi diperkirakan bakal meningkat,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Kamis 22 April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Indeks penjualan ritel pada Maret 2021 berhasil rebound setelah dua bulan sebelumnya terus mengalami penurunan. Indeks penjualan ritel Indonesia naik dari 177,1 pada Februari 2021 menjadi 182,3 pada Maret 2021.
Hal itu semakin didorong oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terkerek naik selama tiga bulan pertama tahun ini. IKK pada Januari 2021 sebesar 84,9, kemudian naik tipis menjadi 85,8 pada Februari dan melesat jadi 93,4 pada Maret 2021.
“Ini menunjukan perbaikan dan semuanya berada dalam zona hijau. Ini berarti degup ekonomi Indonesia bisa mulai kembali normal,” terang Sri Mulyani.
Sementara itu, konsumsi masyarakat difokuskan pemerintah kepada penjualan mobil baru. Usai kebijakan relaksasi Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) berlaku, penjualan mobil berhasil tumbuh 10% year on year (yoy) pada Maret 2021 atau tumbuh 72,5% secara month to month (mtm). Padahal, penjualan mobil masih terkontraksi 38% pada Februari dan 34% di Januari 2021.
Peningkatan konsumsi terjadi kepada konsumsi. Hal ini, kata Sri Mulyani, menunjukkan adanya peningkatan kecepatan pembangunan di dalam negeri. Konsumsi semen pada Maret 2021 berhasil tumbuh 11,4% yoy atau meningkat dibandingkan Februari 2021 yang hanya 0,8% yoy.
“Peningkatan konsumsi semen ini didukung oleh investasi yang degupnya sudah sangat keras pada Maret ini,” ungkap Sri Mulyani
Geliat Industri Semakin Terasa
Mulai meningkatnya konsumsi masyarakat membuat geliat industri ikut terdorong. Menurut Sri Mulyani, ekspansi industri yang mulai terasa ini bisa memberikan efek positif terhadap perbaikan permintaan dan penawaran.
Sri Mulyani mengungkap, tren konsumsi listrik yang naik menjadi indikasi produktivitas industri semakin naik. Tren konsumsi listrik berbalik arah dari minus 4,0% yoy pada Februari 2021 dan berhasil menyentuh zona positif 3,3% pada Maret 2021.
“Ini merupakan indikasi kelompok industri karena secara demand untuk listrik meningkat. Kelompok industri untuk pertama kalinya ada pertumbuhan listrik di atas 0%,” papar Sri Mulyani.
Secara beriringan, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia melesat ke posisi posisi 53,2 pada Maret 2021. Angka ini meningkat dari posisi Februari 2021 yang sebesar 50,9.
PMI adalah indikator ekonomi yang didapat lewat survei terhadap sejumlah manajer pembelian (purchasing manager) di berbagai sektor bisnis. Angka indeks PMI yang tinggi, dapat diartikan pelaku sektor bisnis tersebut optimistis terhadap keadaan perekonomian ke depan.
Angka yang menunjukkan di atas 50,0, berarti ekonomi sedang dalam situasi ekspansif. Skor PMI yang dicatatkan Indonesia pada Maret 2021 merupakan yang terbesar sejak April 2011.