Konsumsi Susu RI Diprediksi Bertumbuh jadi Katalis Positif Ultrajaya (ULTJ)
- Sebagai catatan, penjualan industri mencapai Rp12,2 miliar, tumbuh 18,7% year-on-year (yoy) hingga kuartal kuartal III-2021.
Korporasi
JAKARTA – Penjualan susu cair tahunan Indonesia mengalami pertumbuhan, bahkan selama perlambatan ekonomi akibat pandemi. Sebagai catatan, penjualan industri mencapai Rp12,2 miliar, tumbuh 18,7% year-on-year (yoy) hingga kuartal kuartal III-2021.
Saat ini, konsumsi per kapita nasional masih tertinggal dari negara-negara tetangga, yaitu sebesar 14,8 liter per kapita pada tahun 2019. Angka tersebut dibawah konsumsi Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Emma A. Fauni memperkirakan bahwa masih ada ruang pertumbuhan lebih lanjut terhadap konsumsi per kapita susu cair di Tanah Air.
- Pemkot Bandung Segera Bangun Flyover Ciroyom untuk Kelancaran Rute KCJB
- Kurs Dolar Hari Ini: Optimis Pemulihan Ekonomi, Rupiah Diprediksi Menguat
- Garuda Indonesia Kembalikan 2 Pesawat Boeing 777-300ER ke Lessor
Hal ini tentu menjadi katalis positif bagi emiten produsen susu cair ultra-high temperature (UHT), PT Ultrajaya Milk Tbk (ULTJ) yang telah menjadi pelopor industri sejak tahun 1970-an. Perseroan memiliki pangsa pasar domestik sebesar 35% di Indonesia pada kuartal III-2021.
Emma meyakini pabrik perseroan yang sudah lama berdiri dan jaringan distribusi yang kuat, ditambah dengan kepemimpinan merek dan pangsa pasar memberi ULTJ kesiapan untuk menangkap prospek pertumbuhan jangka panjang industri susu dan memiliki kemampuan terbaik untuk bertahan dalam jangka panjang ke depan.
“Saat ini kami belum memiliki official coverage di ULTJ, oleh karena itu tidak ada peringkat pada saham tersebut. Dari segi valuasi, ULTJ saat ini diperdagangkan pada P/E tahunan 2021 sebesar 14,2 kali,” ujarnya melalui riset yang dirilis Kamis, 17 Februari 2022.
Menurutnya, penilaian tersebut tidak terlalu demanding mengingat posisi pemimpin pasar dari dua produk minuman utamanya di Indonesia. Selanjutnya, valuasi ULTJ adalah saat ini terdiskon 58% dibandingkan dengan produsen produk susu kompetitornya, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY).
“Adapun risiko utama meliputi persaingan yang ketat dalam produk minuman dan dilusi pangsa pasar,” imbuhnya.