<p>Proyek infrastruktur LRT yang digarap BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk / Facebook @adhikaryaID</p>
Industri

Kontrak Baru BUMN Adhi Karya Melonjak 130 Persen, Tembus Rp17,3 Triliun

  • Kendati demikian, capaian kontrak baru Adhi Karya tersebut masih jauh dari total target sepanjang tahun ini. Nilai kontrak baru per November 2020 baru 62,9% dari total target sepanjang tahun Rp27,5 triliun.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) meraup kontrak baru sebesar Rp17,3 triliun hingga November 2020. Perolehan kontrak baru emiten ini melonjak 130,7% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni sebesar Rp7,5 triliun.

“Dengan demikian total order book perusahaan mencapai Rp47,8 triliun,” ujar Corporate Secretary Adhi Karya Parwanto Noegroho dalam keterangan resmi, Selasa, 2 Desember 2020.

Kendati demikian, capaian kontrak baru Adhi Karya tersebut masih jauh dari total target sepanjang tahun ini. Nilai kontrak baru per November 2020 baru 62,9% dari total target sepanjang tahun Rp27,5 triliun.

Parwanto memaparkan realisasi kontrak baru ini tercapai dari berbagai proyek infrastruktur. Beberapa proyek antara lain pembangunanJalan Tol Jogja-Solo-NYIA senilai Rp7,8 triliun, Jalan Tol Serang-Panimbang Rp937,8 miliar, dan Pengamanan Pantai di Jakarta Rp221,3 miliar.

Selanjutnya, IPAL Palembang di Sumatra Selatan Rp208,4 miliar, Pos Lintas Batas di Labang NTT Rp191,6 miliar, dan Kolam Retensi di Bandung Rp128,7 miliar. Selain itu, terdapat proyek yakni Rumah Sakit, Gedung Pemerintahan, Properti, dan lain-lain senilai Rp345,1 miliar.

“Di samping itu, Adhi Karya telah memenangkan tender beberapa paket di bulan November 2020 dan telah dinyatakan sebagai penawar terendah,” kata Parwanto.

Adapun kontribusi per lini bisnis pada kontrak baru di November 2020, meliputi konstruksi & energi sebesar 95%, properti sebesar 4% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Sementara pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri atas proyek gedung sebesar 16%. Kemudian, MRT sebesar 8%, dan jalan & jembatan sebesar 62%. Selain itu, proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC sebesar 14%. Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari Pemerintah sebesar 44%, BUMN sebesar 8%, Swasta sebesar 3%, dan Investasi sebesar 45%.

Lebih lanjut, Parwanto mengatakan Adhi Karya juga akan meneken kontrak baru pada pertengahan Desember 2020. (SKO)